Idul Fitri 1434 H lalu menyisakan cerita sedih di keluarga suami saya. Salah satu kerabat yang saat itu sengaja datang jauh-jauh dari Depok bersama keluarga besarnya untuk merayakan lebaran di Batam, meninggal dunia. Usianya memang sudah sepuh dan baru menjalani operasi jantung belum genap satu tahun.
Kerabat tersebut memang cukup lama tinggal di Batam. Suaminya orang Batam yang masih memiliki pertalian darah dengan nenek-mertua saya. Tidak tahu karena terlalu banyak saudara yang harus dikunjungi, dan tempat wisata yang kangen untuk disinggahi, hampir setiap hari kerabat tersebut berjalan-jalan dari rumah ke rumah dan dari tempat wisata satu ke tempat wisata lain. Saudara suami di Kota Batam memang cukup banyak, hampir di setiap kecamatan ada.
Meski sudah takdir, dan usia setiap orang sudah digariskan oleh yang maha kuasa. Namun kejadian tersebut membuat saya lebih berhati-hati menjaga kondisi kesehatan. Apalagi saat Idul Fitri, tubuh kita juga terus-terusan dipasok oleh berbagai jenis daging yang bersantan.
Alarm menjaga kesehatan memang selalu berdenging di diri saya. Dua tahun lalu saat saya pulang kampung, karena terlalu banyak mengunjungi saudara dan kerabat yang rumahnya cukup berjauhan, anak saya sukses di opname di rumah sakit selama satu minggu.
Meski masih suka bandel, namun saat hari raya saya selalu berusaha untuk disiplin menjaga kondisi kesehatan – saya, anak, dan suami. Jangan sampai saat seharusnya berkumpul bersama keluarga (suami), malah harus beristirahat di kamar atau malah di rawat di rumah sakit (amit-amit).
Berikut beberapa tips agar saat Idul fitri kita tetap bugar:
- Umat muslim disunahkan untuk sarapan setelah shalat id. Oleh karena itu saya biasanya baru makan setelah menjalankan shalat sunat tersebut. Meski banyak makanna yang menggiurkan, apalagi bagi yang pulang ke rumah orangtua, usahakan makan secukupnya. Jangan menjejalkan makanan yang melebihi kemmapuan perut.
- Meski banyak kue lebaran, usahakan tetap makan buah. Sirup/minuman kaleng yang kerap disuguhkan saat hari raya, bagus juga bila diganti dengan jus atau es buah.
- Meski banyak daging dari berbagai jenis hewan, usahakan tetap makan proporsional antara karbohidrat (nasi/ketupat/uli (ulen)) dengan lauk.
- Bila sudah terasa lelah, ada baiknya mengundurkan diri dari forum silaturahmi. Tidak dosa juga kok bila sejenak beristirahat. Setelah segar kembali, baru melanjutkan mengobrol bersama keluarga dan kerabat. Ingat kita sendiri yang tahu kondisi diri kita. Jangan memaksakan diri hanya karena tidak enak hati.
Selamat berlebaran. Semoga kita dapat bertemu kembali dengan ramadhan-ramadhan depan dan dapat merayakan Idul Fitri 1436 H, 1437 H, 1438 H, dan seterusnya. Amien! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H