Siapa yang masih menyimpan (maaf) test pack saat hamil anak pertama (dan seterusnya)? Saya mungkin satu dari sekian orang yang masih menyimpan alat bantu untuk mengetahui kehamilan tersebut. Test pack itu saya simpan secara khusus di satu lemari, disatukan dengan akta lahir anak.
Selain test pack yang bergambar dua garis merah, saya juga masih menyimpan kalender saat anak saya lahir, lengkap dengan foto USG anak saya saat masih dalam kandungan. Kalau foto anak semenjak lahir hingga saat ini tidak usah ditanya, saya selalu mendokumentasikannya secara rutin.
Saya juga masih menyimpan rambut anak saya yang pertama kali dicukur. Saya simpan guntingan rambut tersebut disebuah plastik yang ditutup secara rapat. Rambut tersebut saya letakan di lemari tempat saya menyimpan test pack, kalender, akta dan berberapa foto anak saya yang dicetak.
Rencananya nanti, bila anak saya sudah masuk play group/TK, saya juga akan menyimpan beberapa buku catatan anak saya. Saya akan simpan beberapa buku catatan tersebut, disatukan dengan beragam memorabilia yang sudah saya himpun sebelumnya.
Saya mungkin sedikit berlebihan terkait memorabilia anak saya. Namun menurut saya juga tidak salah. Saya hanya mau menyimpan semua kenangan yang memungkinkan untuk didokumentasikan terkait anak saya. Nanti, bila dia sudah dewasa atau mungkin akan memulai hidup berumah tangga, saya akan berikan semua memorabilia tersebut.
Sejak awal kehamilan, saya memang sudah meniatkan diri untuk mengumpulkan beragam memorabilia anak. Hal tersebut terinspirasi saat saya tidak sengaja menemukan buku-buku saya saat masih belajar di SD. Tulisan saya saat itu seperti cakar ayam. Bukunya pun banyak yang bersampul gambar artis-artis seperti si Kabayan, si Iteung, si Emon, si Boy dll. Saat saya SD, memang sedang demam film-film itu kayaknya.
Saat saya melihat tulisan-tulisan saya saat SD, ada rasa yang tidak tergambarkan. Itu makanya saya juga ingin anak saya kelak merasakan hal yang sama. Melihat tulisan kita saat pertama kali bisa menulis huruf dan angka pasti akan menimbulkan kesan tersendiri.
Selain itu bila kelak anak kita menjadi orang penting, mungkin memorabilia itu dapat berguna untuk bahan membuat museum (hehe amien). Atau dapat dijual. Ada banyak memorabilia artis yang laku hingga ratusan juta Rupiah. Padahal dulu mungkin barang tersebut dianggap tidak terlalu berharga saat si artis masih kecil.
Jadi siapa saja Kompasianar yang menyimpan beragam memorabilia anak? Atau sudah ada yang mendapat warisan memorabilia dari orangtua?(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H