Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Peserta Lari Tak Boleh Gunakan Visa Kunjungan?

31 Agustus 2014   22:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:59 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi pagi saya berkesempatan berpartisipasi pada acara lomba lari terbesar yang diadakan di Kota Batam. Tidak ada yang aneh saat peserta mulai dilepas oleh Walikota Batam dari titik start di Panorama Regency Hotel. Jumlah peserta masih membeludak seperti tahun-tahun lalu, dan berebut untuk berdiri paling depan.

Dok. Pribadi/Peserta saat mulai berlari.

Begitupula saat peserta mulai berdatangan di garis finish yang kebetulan ditetapkan di lokasi yang sama. Peserta yang duluan sampai di garis finish tertawa-tawa bahagia. Mereka langsung dikerubuti wartawan lokal baik dari media cetak maupun elektronik yang memang sudah siaga di lokasi.

Beberapa pemenang ada yang diajak berfoto bersama, diajak mengobrol panjang lebar terkait perasaan mereka menjadi pemenang. Pemburu berita juga menanyakan mengenai persiapan dari setiap juara sebelum acara tersebut berlangsung. Umumnya para pemanang sudah menyiapkan diri dari jauh-jauh hari dengan latihan berlari lebih berat dari biasanya.

Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh Iptu A Rudi Prasetyo. Anggota Brimob tersebut melakukan latihan secara berkala agar menjadi pemenang di acara lomba lari 10 kilometer. Agar hasilnya lebih maksimal ia berlari lebih jauh, yakni 20 kilometer.

Usaha Rudi tak sia-sia, pada lomba tersebut ia sukses menjadi Juara I untuk kategori Veteran, yakni kategori untuk lanjut usia, yakni peserta yang berusia 45 tahun ke atas. Tahun sebelumnya, pada lomba yang sama, Rudi berhasil menjadi juara III untuk kategori Umum Pria.

Saya selalu tertarik untuk mengobrol dengan para pemenang lomba. Saat para pemenang tersebut tidak lagi di kerubuti wartawan, saya biasanya mendatangi mereka untuk sekadar bertanya apa kiat sukses mereka sehingga berhasil menjadi seorang pemenang.

Selain Rudi, saya juga mengobrol bahkan berfoto bersama dengan juara pertama Kategori Umum Pria dan juara pertama Kategori Umum Wanita. Apalagi keduanya sedikit bebeda, yup mereka bukan WNI. Kedua pemenang tersebut jauh-jauh datang dari Eldoret, Kenya, untuk mengikuti lomba lari.

140946998233422085
140946998233422085
Dok Pribadi/Saya saat mengobrol dengan Caroline.

Mereka datang bertiga (yang satu orang lagi, juara kedua Kategori Umum Pria), untuk mencari peruntungan dengan mengikuti lomba lari. Sebelum di Batam, beberapa hari lalu mereka juga ikut lomba yang hampir sama di Jakarta. Mereka katanya terbang dari Afrika, kemudian transit di Malaysia, setelah itu langsung ke Jakarta, kemudian ke Batam.

Mereka terlihat sangat berbinar saat tahu bahwa mereka yang lebih dulu sampai garis finish untuk setiap kategori. Orang Kenya yang perempuan, Caroline Mitei, bahkan dengan antusias menyatakan bahwa orang Indonesia sangat ramah, baik, dan ia tahun depan kemungkinan akan mengikuti lomba yang sama, baik yang di Jakarta maupun yang di Batam.

Saat mengobrol dengan kedua orang Kenya tersebut saya berpikir, wah berhasil nih tujuan lomba lari ini di bawa ke kancah internasional. Tahun lalu soalnya tidak ada satupun WNA yang berpartisipasi ikut pada acara tersebut. Namun dua tahun sebelumnya memang ada yang ikut, ada yang dari Singapura, Malaysia, maupun ekspatriat dari Negara Eropa yang tinggal di Batam. Namun saat itu, tidak ada satupun dari mereka yang menang. Umumnya mereka hanya sebagai partisipan.

Namun disitulah keanehan muncul. Saya menunggu-nunggu penyerahan hadiah dan medali dari panitia ke pemenang kok tidak muncul-muncul. Biasanya sebelum lucky draw diundi dan barang-barang elektronik tersebut diserahkan ke peserta yang beruntung, pengukuhan pemenang dilakukan lebih dulu.

Bisik-bisik saya dengar bahwa beberapa peserta keberatan karena panitia ternyata melibatkan peserta dari luar Indonesia. Keberatan tersebut diajukan oleh para atlet luar Kota Batam yang berpartisipasi pada acara tersebut. Setiap tahun memang banyak atlet atletik dari luar Batam yang ikut meramaikan acara tersebut, ada yang dari Magelang, Salatiga, Sumatera Barat, hingga Palembang.

Peserta yang keberatan tersebut bahkan meminta panitia untuk mengecek visa peserta 10 K yang dari Kenya. Saat diperiksa ternyata visa yang mereka ajukan adalah visa kunjungan sehingga katanya kemenangan mereka wajib di anulir. Saya tidak terlalu mengerti dengan ketentuan lomba lari, benarkah demikian?

14094704001036155322
14094704001036155322
Dok Pribadi/Caroline saat naik ke atas podium.

Namun yang pasti, sorot kebahagiaan dari ketiga orang Afrika tersebut lesap begitu saja saat mereka diberitahu bahwa mereka tidak dapat memenangkan lomba sesuai dengan kategori yang sudah ditetapkan panitia sebelumnya. Untuk mengobati kekecewaan, panitia menetapkan mereka sebagai juara 10K Kunjungan Internasional dan diberikan merchandise sponsor diatas panggung.

Mungkin saking kecewanya, saat Caroline Mitei diminta untuk berfoto bersama Walikota Batam usai penyerahan kenang-kenangan dari sponsor, ia tidak merspon. Ia malah buru-buru turun dari panggung sambil membawa bungkusan yang diberikan oleh panitia. Mukanya terlihat datar. Saat saya berpapasan dan tersenyum padanya, ia juga tidak merespon.

Semoga kejadian tersebut tidak membuat kapok tiga sekawan itu berkunjung kembali ke Indonesia, baik untuk kunjungan biasa, maupun untuk ikut lomba lari. Mungkin ini juga pelajaran buat mereka agar mengajukan visa dengan tujuan yang lebih spesifik. Selain, alarm juga bagi panitia agar mencantumkan tata tertib lomba secara lebih terperinci. Semoga tahun depan lomba lari 10 K di Kota Batam akan berjalan lebih mulus. Meski sebenarnya pelaksanaannya secara keseluruhan sudah sangat bagus. Apalagi setiap peserta dibagi roti dan air mineral. Selain itu juga ada tenda khusus bagi peserta yang perlu perawatan ringan dari tim medis akibat lelah  berlari 10 kilometer.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun