[caption id="attachment_381660" align="aligncenter" width="610" caption="Ilustrasi (Shutterstock)"][/caption]
Saat mantan kekasih mengajukan pertemanan melalui jejaring sosial, ditolak apa diterima?
Setelah bertahun-tahun berlalu, setelah memiliki pasangan dan anak (anak) yang lucu, pintar, baik dan menggemaskan, masihkah menerima bila ada mantan (mantan) pacar yang mengajukan pertemanan di jejaring sosial?
Beberapa rekan saya ada yang berteman dengan (mantan) mantannya hingga saat ini di jejaring sosial. Apalagi beberapa mantan pacarnya adalah teman kuliah, satu angkatan, satu kelas pula. Alhasil selain berteman di jejaring sosial, mereka juga berteman di grup chatting – karena memang ada grup khusus yang dibuat teman kuliahnya agar komunikasi dan silaturahmi tetap terjalin.
Saat ditanya mengapa mau berteman, padahal dulu sepertinya mereka putus dengan tidak baik-baik? Rekan saya itu mengatakan itu sudah terjadi bertahun-tahun lalu. Sekarang ia dan sang mantan sudah memiliki kehidupan masing-masing dengan pasangan dan anak masing-masing juga.
Ia mengatakan sudah tidak ada rasa apa-apa lagi. Hehehe meski terkadang bila mereka saling berbalas komentar dan agak sedikit “rancu” bahasanya sering diledekin juga. Apalagi rekan saya itu juga memiliki mantan-mantan lain yang tergabung di grup chatting maupun jejaring sosial yang sama, karena sama-sama satu alumni.
Beberapa rekan ada juga yang tidak mau berteman dengan sang mantan, apalagi dengan mantan pacar terakhir sebelum ia menikah. Alasannya, ia menjaga perasaan sang suami. Apalagi katanya sang suami sempat kenal dengan si mantan pacar dan tahu banget dulu saat awal-awal putus si mantan pacar masih berharap untuk kembali. Sehingga, agar rumah tangganya aman, ia lebih memilih tidak berteman dengan sang mantan pacar.
Hehehe kalau saya sendiri termasuk yang mana ya? Dulu saya pernah berteman dengan mantan pacar. Sampai akhirnya tiba-tiba nama mantan pacar saya itu terblok dan kami tidak lagi berteman. Hehe mungkin istrinya dia ngeblok, atau memang saya tidak boleh berteman dengan orang-orang tertentu di masa lalu =D.
Menurut saya ada dampak positif dan negatif bila kita berteman dengan mantan pacar. Apalagi bila masing-masing sudah berkeluarga dan hidup berbahagia. Dampak positifnya adalah tetap menjalin silaturahmi, tetap berteman, tetap menjaga hubungan baik. Kita tidak tahu kan bila ternyata nanti memerlukan bantuan apa – mungkin bantuan terkait pekerjaan, bisnis, atau apapun yang terkait profesionalisme maupun hal yang nonprofesionalisme. Apalagi sudah tidak ada rasa apapun yang tersisa, dulu juga mungkin pacaran begitu-begitu saja – tidak melibatkan perasaan terlalu dalam.
Dampak negatifnya adalah khawatir pertemanan tersebut membuat hubungan dengan pasangan hidup menjadi terganggu. Bisa saja kan, seperti rekan saya itu, si suami tahu bahwa dulu sang mantan masih berharap kembali. Meski sekarang situasinya sudah berbeda karena dua-duanya sudah berkeluarga, namun kita kan tidak tahu ya dalamnya hati seseorang. Kalau sampai ada CLBK bahaya.
Apalagi ada beberapa teman saya di jejaring sosial yang suka mengumbar kehidupan rumah tangganya. Bahkan sempat keluar kata-kata akan cerai dan akan membawa kabur anak (meski ujung-ujungnya mereka berbaikan lagi dan menghapus semua postingan itu). Bila ia berteman dengan sang mantan yang masih berharap kembali kan bahaya. Khawatirnya mantan pacar masuk sebagai orang ketiga.