Mohon tunggu...
Cucu Laelasari
Cucu Laelasari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selepas Ramadan

6 Juli 2017   05:46 Diperbarui: 6 Juli 2017   06:25 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah langit malam
Selepas ramadan
Masih adakah gemuruh takbir di dada?
Masih basahkah bibir dengan dzikir?
Masih tersisakah isak melepas kepergianmu?
Sedangkan kita menghabiskan waktu di jalan
Untuk mencari kesenagna
Memuaskan dahaga
Berdesak desakan di tempat penuh sesak dwngan belanjaan
Sungguh malu aku kepadaMu
Yang membiarkan setiap detik, menit,jam, hari, minggu berlalu pada Ramadanmu yang agung
Masih banyak sisa air mata yang tak ku habiskan dalam menghidupkan malammu
Sajadah pun masih utuh karena tak banyak ku bersujud
Lembaran kitab suci masih menunggu untuk kumaknai
Belum lelah bibir ini memujimu dan mengagungkanMu
Begitu pongahnyaa aku
Sedangkan lautan tak kuasa menampung dosa-dosaku
Tapi
Aku tetap berharap lautan ampunanmu lebih luas dari lautan dosaku
Karena aku yakin engkau kaya dengan kasihMu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun