Mohon tunggu...
Cucu Laelasari
Cucu Laelasari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kucing, Binatang Peliharaan yang Membantu ABK Lebih Mandiri

11 Mei 2017   22:33 Diperbarui: 11 Mei 2017   22:40 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak binatang yang bisa dipelihara di rumah dari mulai burung, ikan, kucing, anjing, ular bahkan binatang buas sekalipun seperti harimau dan binatang-binatang buas lainnya.

Kucing merupakan salah satu binatang yang paling banyak dipelihara di rumah-rumah, hampir di setiap rumah ada kucing yang ikut bergabung dengan anggota keluarga. Berbagai jenis kucing bisa jadi binatang peliharan, seperti angora, Persia, atau kucing kampung sekalipun. Kucing-kucing peliharaan biasanya sangat dekat dengan pemiliknya, bisa bergaul di mana saja, apakah di luar rumah atau di dalam rumah, bahkan bisa berbagi tempat tidur dengan pemiliknya.

Ternyata banyak manfaat yang bisa diambil dari memelihara binatang, apa pun binatang peliharaannya. Misalnya anak-anak yang memelihara kucing di rumah, anak akan lebih rajin bangun pagi, dan langsung memeriksa kucingnya, memberi makan kucingnya, membersihkan kandangnya dari kotoran. Ia juga akan lebih aktif berbicara dengan kucingnya seolah-olah anak atau adik kecilnya.

Rutinitas ini dilakukan anak-anak dari hari ke hari, dan terus menerus, sehingga menimbulkan sikap tanggung jawab. Kebiasan ini akan membentuk anak menjadi anak yang peduli, empati, terhadap sesama atau binatang. Anak yang memiliki binatang peliharaan akan cepat pulang ke rumah ketika selesai belajar di sekolah, ia tidak akan menghabiskan waktunya di luar rumah untuk hal-hal yang tidak jelas, karena hatinya sudah terpaut dan merasa khawatir dengan kucingnya. Ketika datang ia tidak langsung memainkan gadget tapi langsung menyapa kucingnya. “Pus apakah kamu sudah makan, kemana saja hari ini? Kamu nakal engga?” itu contoh-contoh komunikasi antara anak dengan kucing peliharaannya.

Memiliki binatang peliharaan juga mengaktifkan otak anak, hal ini bisa membantu anak yang memiliki kekhususan seperti autis, terbelakang mental, atau hiper aktif, karena membuat anak lebih teratur, terarah, dan bertanggung jawab. Bagai anak terbelakang sangat membantu untuk melatih kegiatan-kegiatan menolong dirinya sendiri, karena secara tidak langsung anak belajar mandiri, mengurus binatang peliharaan sama dengan membantu dirinya sendiri untuk dapat menolong dirinya sendiri dalam mengurus dirinya sendiri, tidak tergantung kepada orang lain atau menyusahkan orang lain.

Hal ini merupakan sasaran utama bagi anak berkebutuhan khusus, khususnya anak terbelakang mental dengan jenis down syndrome. Hal ini sudah dibuktikan oleh seorang anak yang dinyatakan Down Syndrome, yang dikhawatirkan tidak bisa menolong dirinya sendiri, bahkan akan menyusahkan orang lain, namun kenyataannya perkembangan yang ditunjukkannya luar biasa, sebut saja Mawar ( nama samaran). Mawar merupakan anak down syndrome, ia beruntung bisa mengurus dirinya sendiri juga, tidak mengandalkan dan menyusahkan orang lain atau keluarganya. Semenjak Mawar memelihara kucing setiap pagi Mawar bangun, ia langsung mencari anak kucingnya, memeriksa apakah kucingnya sudah buang air atau belum, di mana buang airnya, ia membuang dan membersihkan kotoran kucing, ia pun memberi makan kucingnya dengan penuh kasih sayang. Bila duduk-duduk di depan rumah atau menonton televisi, ia mengelus dan mengajak kucingnya bicara, ia juga sangat peduli bila makanan kucingnya habis. Mawar juga akan menangis kalau kucingnya tidak dijumpai atau main ke rumah tetangga. Dan ia akan tersenyum bahagia ketika kucingnya sudah ditangan lagi.

Reaksi emosi ini lah yang merupakan perkembangan jiwanya, membangun mentalnya sehingga ia merasa berarti di antara anggota keluarganya, menunjukkan keteraturan, dan terutama tanggung jawab, baik kepada dirinya atau pun kepada kucing peliharaannya. Perubahan ini merupakan kemajuan yang pesat bagi perkembangan mentalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun