SITUASI
SMPN 2 Talegong adalah sekolah yang berada di ujung barat daya Kabupaten Garut dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur tepatnya dengan kecamatan Cidaun. Sekolah ini berjarak sekitar 160 KM dari Dinas Pendidikan Kabupaten Garut dengan waktu tempuh sekitar 6 jam satu kali perjalanan karena kondisi jalan yang sangat terjal.
Dengan segala keterbatasannya SMPN 2 Talegong tetap bertekad untuk mengembangkan transformasi pendidikan ke arah yang lebih baik, salah satunya adalah mewujudkan pembelajaran yang bermutu.
Untuk mewujudkan hal ini, tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan karena dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul dalam hal ini adalah kepala sekolah dan guru. Tidak dapat dipungkiri pada faktanya saat ini kompetensi guru di SMPN 2 Talegong masih perlu untuk ditingkatkan.Â
Kondisi ini terindikasi dari kondisi banyaknya guru yang masih melakuikan pembelajaran secara konvensional dimana metode ceramah lebih dominan, guru masih kurang dalam melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, serta masih ada guru yang belum memiliki kemampuan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.Â
Di sisi lain semangat guru untuk terus belajar juga masih rendah hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa para guru masih belum terpanggil untuk memanfaatkan "kitabnya implementasi Kurikulum" sebagai sumber belajar apalagi sebagai tempat berbagi praktik baik rasanya masih jauh dari angan. Kondisi ini diperparah dengan keadaan jaringan internet yang sangat tidak stabil atau sinyal internet itu hanya ada di titik -titik tertentu.
TANTANGAN
Berdasarkan kondisi tersebut maka tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran adalah bagaimana merubah mindset guru agar menyadari bahwa guru itu harus menjadi pembelajar sepanjang hayat dan tantangan yang kedua adalah strategi apa yang harus dikembangkan agar guru mampu meningkatkan kompetensinya sehingga guru mampu melakukan transformasi fungsinya menjadi fasilitator peserta didik dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna.
AKSI
Membangun Mindset
Langkah pertama yang dilakukan saya sebagai  kepala sekolah adalah membangun pola pikir  guru agar memiliki pola pikir bertumbuh (Growth Mindset). Langkah ini dilakukan  dengan merekleksikan diri bersama-sama  terkait tugas dan tanggung jawab sebagai  pendidik. Kami merefleksikan bersama terkait kompetensi yang harus dimiliki oleh masing-masing dan kompetensi yang telah dimiliki ataupun kompetensi yang ingin dicapai kedepannya.
Setelah melakukan refleksi selanjunya kepala sekolah memberikan penguatan dengan memfasilitasi peningkatan kesadaran guru dengan mendiskusikan pola pikir bertumbuh (Growth Mindset). Dalam kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan bahwa guru yang memiliki pola pikir bertumbuh akan memiliki keyakinan bahwa kecerdasan dan bakat dapat dikembangkan seiring berjalannya waktu, usaha, dan belajar yang diikuti kesungguhan dan ketekunan.Â
Setelah guru memahami dan mendalami bagaimana menegembangkan pola pikir bertumbuh melalui sikap-sikap yang akan dikembangkan diantaranya selalu terbuka terhadap informasi, selalu bersikap positif, selalu berusaha untuk belajar dan mengembangkan diri, serta selalu berinovasi untuk menyelesaiakan segala permasalahan yang dihadapi. Langkah selanjutnya adalah melalui urun rembug pendapat, kita semua membuat perencanaan untuk meningkatkan kompetensi guru. Hasil identifikasi dan merefleksikan diri maka didapatkan
program yang akan dikembangkan dalam meningkatkan kopetensi guru adalah melalui program "Gertak PMM".
"Gertak PMM" adalah singkatan dari Gerakan Taklukan PMM (Platform Merdeka Mengajar). Program ini lahir dari keprihatinan saya akan kompetensi guru-guru yang perlu diintervensi dengan belajar pada "Kitabnya kurikulum merdeka" dan kegiatan ini merupakan
gerakan kolaborasi pada komunitas belajar di sekolah dalam melakukan pelatihan mandiri di PMM yang difasilitasi oleh kepala sekolah. Memegang amanah sebagai fasilitaor, tentunya saya harus menempatkan diri sebagai jembatan yang akan menghubungkan antara asa guru dengan insan pembelajar sepanjang hayat.
Memahami PMM
Langkah kedua adalah membangun pemahaman terkait PMM sebagai "kitabnya" dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka atau sebagai tempat belajar dan berbagi praktik baik bagi para pendidik dan tenaga kependidikan. Pada Gertak PMM ini guru akan diajak belajar bersama dan berbagi bersama terkait pengembangan diri, mengajar, dan inspirasi.
Dalam kegiatan ini saya sebagai fasilitator memberikan pemahaman terkait bagaiman guru memanfaatkan PMM sebagai sumber belajar dan berbagi praktik baik. saya berbagi informasi dan keterampilan bagaimana guru bisa melihat profilnya di PMM terkait sertifikat pelatihan yang telah didapatkan serta bukti karya yang telah diunggah di PMM.
Selaanjutnya saya menjelaskan bagaimana melakukan pengembangan diri melalui pelatihan mandiri di PMM, menjadi anggota komunitas dan memanfaatkannya , bagi guru-guru yang ingin mengembangkan karir menjadi kepala sekolah, dan bagaiman melakukan refleksi kompetensi bagi guru. Setelah itu saya juga memberikan gambaran dan trik-trik cara memanfaatkan PMM untuk meningkatkan kemampuan mengajar para guru, mulai dari bagaimana mengetahui CP/ATP, perangkat ajar, asesmen murid, dan
bagaimana mengelola kelas di PMM. dan yang terakhir saya bersama teman guru berselancar bagaimana mempelajari video inspirasi, bagaiamana mengunggah bukti karya, dan bagaimana memanfaatkan ide praktik baik para guru se Indonesia.
Pada kesempatan ini pula kami membangun kesepahaman bagaimana menemukan strategi terbaik dalam melakukan pembelajaran di PMM secara berkolaboratif, adapun hyang kami bicarakan adalah bagaimana mempelajari topik- topik di pelatihan mandiri, bagaimana membuat aksi nyata secara berkolaborasi, bagaimana hasil pelatihan bisa diterapkan di kelas-kelas nyata, serta bagaiman memanfaatkan fitur-fitur yang ada di PMM sebagai sumber belajar.
Belajar di PMM
Kami berkomitmen untuk selalu meningkatkan  kapasitas kami dalam meningkatkan kemampuan  melakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta  didik melalui belajar di PMM dengan program "Tiada  hari tanpa PMM". Apapun kondisinya, setiap hari kami selalu menyempatkan untuk belajar di PMM baik pelatihan mandiri ataupun mempelajari hasil ptraktik baik karya guru-giri hebat di seluruh Nusantara sehingga pengetahuan dan keteram[ilkan kami terus terasah. Kegiatan ini adalah bentuk komitmen kami untuk terus berkembang dengan prinsip orang sunda "Sok Sanajan Urang Kampung tapi Ulah Kampungan".
Manfaatkan waktu Senggang
Waktu senggang baik di sela-sela istirahat ataupun dikala tidak ada jadwal negajar biasanya kami gunakan hanya untuk ngobrol-ngobrol terkait hasil pertanian di rumah masing-masing, sekarang telah bergeser dengan memanfaatkan PMM. Kami berdiskusi ringan, saling mensuport, saling berbagi pengalaman sebagai praktik baik.
Kami selalu berupaya berkolaborasi untuk mengubah mindset dengan mebiasakan ngobrol santai di sekolah terkait kehidupan kami bersama di daerah yang dikaitkan dengan pembelajaran peserta didik sehingga menghasilkan ide-ide pembelajaran yang berafiliasi
dengan kearifan lokal sehingga muncul pembelajaran-pembelajaran bermakna baik intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Kami selalu berupaya menggali kearifan lokal apa yang bisa dijadikan sumber belajar bagi peserta didik baik budayanya, makanannya, sumber daya alamnya, maupun limngkungan pertaniannya
Optimalisasi Kombel
Kami berkomitmen untuk membuka belajar di PMM tiap hari bagaimanapun kondisinya dan berapa menitpun  sempatnya. Kegiatan ini adalah bentuk  komitmen kami untuk terus berkembang  dengan prinsip orang sunda "Sok Sanajan  Urang Kampung tapi Ulah Kampungan".
Dalam menyusun laporan aksi nyata pelatihan mandiri ada yang memanfaatkan Office word, Office PPT, ada juga yang  sudah mahir memanfaatkan berbagai aplikasi seperti Canva. Hal ini telah memberikan motivasi kepada para guru
untuk menambah kemampuannya dalam memanfaatkan TIK baik dalam pelaporan pelatihan mandiri maupun untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran. Dari kondisi ini melahirkan program komunitas yang mengoptimalkan guru TIK (Pa Kiki Husni Kamil, S.Pd) untuk memberikan pendampingan dan penguatan kemampuan kemampuan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, seperti pemanfaatan aplikasi canva bagi guru, pemanfaatan PPT yang dinamis dengan memanfaatkan fitur hyperlink, animasi, dan design ideas, Transformasi ASAS (Asesmen Sumatif Akhir Semester) dengan CBT, dan banyak lagi dan terus berkembang.
Pendampingan Pembelajaran Oleh Kepala Sekolah
Saya berusaha untuk menjadi fasilitator yang mampu mengayomi seluruh guru bisa belajar di PMM sesuai dengan kompetensinya "teaching at the right level" dengan memberikan kesempatan para guru untuk belajar sesuai dengan kompetensi awal mereka tujuannya adalah untuk menjamin setiap guru memiliki kesempatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan serta menjadi individu yang berkembang.
Seandainya saya targetkan setiap guru dalam satu bulan harus bisa mendapatkan satu atau dua sertifikat pada pelatihan mandiri di PMM atau saya targetkan setiap guru dalam satu bulan harus mampu mengunggah satu atau dua praktik baik di bukti karya, maka saya yakin akan ada guru yang stres, putus asa, merasa bodoh, merasa tidak bisa, dan akhirnya akan menyerah tidak lagi mau belajar.Hal ini terbukti dari fakta dilapangan. Misal, untuk satu topik ada yang satu hari sampai dua hari sudah bisa menyelesaikan
sendiri materinya selanjutnya mereka tinggal mempersiapkan aksi nyata, ada juga dalam lima hari baru bisa menuntaskan
topik yang dipelajari dan itu juga harus didampingi untuk menyelesaikan tes yang diberikan.
Refleksi
Gertak PMM telah memberikan pengaruh positif terhadap beberapa hal, diantaranya adalah: (a)  merubah mindset guru sehingga menjadi pembelajara sepanjang hayat; (b) kompetensi guru  meningkat baik dari sudut pandang pengetahuan, keterampilan, maupun sikap ilmiah dalam  melakukan proses pembelajaran; (c) Komunita belajar semakin terprogram dan efektif; (d)  pembelajaran di kelas-kelas nyata semakin bermakna.
Ruh dari kegiatan ini adalah semua guru merasa bahagia dengan capaiannya masing-masing, bahkan guru yang sudah terlebih dulu mendapatkan sertifikat dengan sukarela mendampingi guru yang lain untuk bisa menyelesaikan aksi nyata atau bisa diistilahkan menjadi "tutor teman sebaya". Ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan telah membuat para guru merasa terjamin kesejahteraan psikologisnya sehingga bermuara pada pembelajaran yang bermakna menuju pembelajar sepanjang hayat.
 Guru-guru secara bertahap melakukan transformasi dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sehingga secara bertahap pembelajaran dilakukan secara kontekstual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H