Dalam transformasi pendidikan Indonesia ada beberapa kemampuan vital yang dapat membantu menciptakan siswa yang lebih siap menghadapi tuntutan dunia modern dan menjadi kontributor yang lebih efektif dalam masyarakat global.Â
Kemampuan yang dimaksud dikenal sebagai kompetensi abad 21 atau dengan nama 6C (Character, Cityzenship, Critical thinking, Creativity,
Collaboration, and Communication).
Sahabat guru yang hebat...
Kecakapan 6C ini mendorong potensi perkembangan yang tidak ada batasnya. di Indonesia saat ini kita mendukung konsep Merdeka belajar yaitu pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa dan mendorong pembelajaran sepanjang Hayat.
Konsep 6C ini melengkapi konsep merdeka belajar untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang seimbang dan berpusat pada perkembangan penuh potensi siswa.
Kita sebagai pendidik adalah kunci yang dapat mewujudkan karakter, kewarganegaraan, berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi dan komuikasi.
Sahabat guru yang hebat...
Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai comunication (komunikasi). Komunikasi adalah faktor perekat diantara keenam kecakapan tadi. Komunikasi yang efektif dan penuh empati memainkan peranan penting dalam memperkuat kemampuan lainnya dalam konsep 6C tadi.Â
komunikasi membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk berpikir lebih dalam, berkolaborasi dengan lebih baik, dan memahami nilai-nilai moral yang penting dalam berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. Oleh karena itu komunikasi merupakan bagian integral dari pengembangan kemampuan vital lain dalam dunia pendidikan.Â
Sahabat guru yang hebat...
Komunikasi efektif adalah terjadinya pertukaran informasi dengan cara yang paling dipahami oleh lawan bicara sehingga tujuan kita tercapai. Dalam komunikasi efektif proses pertukaran informasi terjadi dengan dua arah yang artinya kita mencoba untuk dipahami lawan bicara sambil kita juga paham terhadap lawan bicara.
Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi efekti itu harus menjelaskan informasi dengan cara yang paling dipahami oleh lawan bicara dan dalam prosesnya juga harus mencoba memahami lawan bicara. Jadi, kita berbicara sambil mendengar bukan sembarang mendengar tapi ini adalah mendengar untuk mengerti.Â
Seperti yang diungkapkan oleh Stephen R Copry dalam bukunya the 7 habits off people" yang mengatakan bahwa "kebanyakan dari orang mendengar untuk merespon bukan mendengar untuk mengerti".