Masa kehamilan dan masa balita merupakan saat-saat yang sangat membahagiakan dan menjadi penentu dalam keberhasilan pencapaian tahapan perkembangan anak yang maksimal dan sesuai harapan, namun dalam satu kondisi masa tersebut dapat menjadi masa yang rentan bagi kesehatan ibu hamil dan balita itu sendiri. Asupan nutrisi yang tidak mencukupi dan kondisi kesehatan fisik yang tidak optimal dapat menjadi penghambat dalam masa-masa tersebut. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting melalui gerakan ibu hamil sehat. Upaya ini termasuk dalam intervensi spesifik stunting sebelum kelahiran. Target penurunan stunting tahun 2024 adalah 14% dari 24,4 % tahun 2021 atau sekitar 34,5 % per tahun. Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan ada 23 persen bayi yang lahir di Indonesia dalam keadaan stunting
Melalui https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/bumil-sehat-turunkan-stunting-dan-angka-kematian-ibu Dirjen Kesehatan Masyarakat dr. Maria Endang Sumiwi, M.Ph menuturkan “ “Kita ingin memastikan bahwa angka 23 persen ini turun melalui gerakan bumil sehat. Kita saat ini fokus pada sebelum lahir sehingga awal kehidupan bisa diawali dengan baik untuk anak kita”. Kondisi stunting bukanlah kondisi yang di alami secara tiba-tiba, akan tetapi kondisi ini dapat tercetus sebelum masa kehamilan dan kelahiran, untuk itu berbagai upaya intervensi dilakukan sejak masa remaja putri karena jika ingin menanggulangi stunting pastikan bahwa sejak awal kehidupan dimulai harus terpenuhi semua faktor. Berdasarkan data Riskesdas 2018, sebanyak 48,9 persen ibu hamil mengalami anemia, sebanyak 17,3 persen ibu hamil mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK), dan 28 persen ibu hamil memiliki risiko komplikasi persalinan yang dapat menyebabkan kematian.
Stunting merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak anak seusianya. Menurut WHO, suatu negara dikatakan memiliki masalah stunting apabila mencapai angka di atas 20%. Sementara di indonesia, berdasarkan data Kemenkes pada tahun 2021 kasus balita stunting di Indonesia sebanyak 24% sehingga termasuk dalam masalah yang perlu di tangani menurut Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dalam artikelnya yang tertuang pada https://dppkbpppa.pontianak.go.id/informasi/berita/ciri-ciri-anak-mengalami-stunting#:~:text=Apa%20itu%20Stunting%3F,nutrisi%20selama%20masa%20pertumbuhan%20anak Dalam rangka mencegah kondisi ini, khususnya di wilayah Desa Cikampek Utara Dinas Kesehatan terkait didampingi oleh mahasiswa KKN 2024 STIT Rakeyan Santang Karawang melaksanakan kegiatan yang memang menjadi program pemerintah, yaitu Pemberian Makanan Tambahan(PMT) Bagi Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis) dan Balita dengan resiko stunting. PMT bagi Balita dengan resiko stunting di lakukan selama 58 hari berturut-turut dan PMT untuk ibu hamil KEK dilakukan selama 120 hari berturut, dengan disertai evaluasi setiap minggunya yang meliputi penimbangan berat badan, pengukuruan tinggi badan dan lingkar kepala bahkan sampai dengan pengukuran lingkar lengan dan edukasi dan sharing terkait kesehatan oleh tenaga kesehatan.
Menu makanan tambahan yang diberikan setiap harinya bervariasi dan terbuat dari bahan yang telah diatur komposisi gizi nya serta dipantau oleh ahli nutrisi hasil kerjasama dengan pihak puskesmas setempat. Kegiatan PMT di desa Cikampek Utara ini di Kelola oleh POKMAS yang di ketuai oleh Ibu Eli Ruslaili atau yang akrab di panggil Ibu Widodo, beliau beserta tim setiap harinya menyiapkan menu yang akan di bagikan, sekitar pukul 07.00 Wib semua menu siap untuk didistribusikan kepada masyarakat melalui koordinasi dengan kader posyandu. Jumlah paket menu yang diberikan tercatat makin berkurang jumlahnya, hal itu menandakan bahwa Pemberian Makanan Tambahan ini efektif dalam mengurangi jumlah Ibu hamil KEK dan Balita dengan resiko stunting.
Para mahasiswa KKN STIT Rakeyan Santang wilayah Desa Cikampek Utara, Cuciatun, Euis Kartini, Siti Rohana, Lisnawati, Nina Riyanti, Siti Rosmara, Ahmad Hoerrudin, Aam Hamiroh, Eneng Kurniasih, Nabila Nida Nurjiha, Nursira Delia Putri, bersama Dosen Pembimbing Lapangan kegiatan KKN 2024 ini Ibu Diah Widiawati, Ss, M.Pd, mengaku sangat senang dapat membersamai kegiatan ini dan tentunya berharap agar masalah stunting dinegeri ini dapat segera teratasi, yakni dengan beberapa upaya sebagai berikut :
1. Perbaiki Stunting sebelum usia 2 tahun (mulai dari penyiapan masa kehamilan yang sehat)
2. Berikan ASI