Mohon tunggu...
Cuca Ethancool
Cuca Ethancool Mohon Tunggu... Penulis - Owner Ethancool Gaming

Read more, Write more. Tamiang Layang / cucaethancool@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis itu Tidak "Gratis"

6 Mei 2016   19:55 Diperbarui: 7 Mei 2016   12:05 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: menulis (Foto : istockphoto)

Selamat Malam sobat kompasiana? Lagi pada ngapain nih? Udah pada posting tulisannya belum nih? Heee heee. Mudahan saja udah pada  posting ya. Biar langsung bisa dinikmati oleh para pembaca setia kompasiana maupun para “silent reader” . Dan juga bisa dishare oleh para follower and friens sobat kompasiana. 

Nulis itu butuh mikir, nulis itu butuh keahlian dalam merangkai kata dalam pikiran, serta keahlian dalam menuangkannya dalam bentuk tulisan. Menulis itu bukanlah hal yang sulit, tetapi membuatnya menjadi sesuatu yang enak dan nikmat untuk dibaca, adalah hal yang berbeda. Butuh sebuah keahlian lainnya, untuk bisa menciptakan sebuah pengalaman berbeda bagi pembaca. Dan membuat pembaca merasa berada dalam cerita itu sendiri. Dan menulis itu sendiri tidaklah gratis. Kenapa?

Menulis itu beneran ngak gratis.

Memang menulis itu menyenangkan, dan juga mengasyikkan. Bener...Menulis juga banyak manfaatnya dan banyak faedahnya. Serta masih banyak hal lainnya yang bisa kita rasakan, dari kegiatan menulis itu sendiri. Tapi menulis bukanlah sesuatu murah, banyak faktor pendukung dan penghalang untuk kita bisa menulis. Termasuk menulis di kompasiana, itu ngak gratis. Ngak gratis kenapa? 

Pengalaman yang saya rasakan sendiri, pada awal saya menulis, hal itu sangat mengasyikkan dan seru. Walapun tulisan itu ngak sebagus tulisan sobat kompasiana lainnya. Tapi bagi saya, tulisan pertama itu adalah sebuah pencapaian tersendiri. Sebuah "milestone" dalam perjalanan hidup ini, ada rasa bangga ketika tulisan itu bisa dipostingkan, apalagi jika banyak pembacanya. Walaupun tulisan itu tidak menjadi HL atau pilihan, saya tidak pernah merasa menyesal, karena itu sungguh terasa luar biasa. 

Tulisan itu dibuat mengalir begitu saja, tanpa banyak mikir yang berat-berat. Nulis sesuai isi hati dan kenyataan yang ada. Dan kebetulan juga ada sedikit waktu santai serta didukung mood yang pas.Kloppp deh...tapi itu dulu. Namun sekarang, setelah diri ini mulai sibuk, mulai banyak kegiatan dan aktivitas lainnya. Menulis itu menjadi sesuatu yang terasa berat. Mulai ada beban yang terasa, mulai ada tekanan dan rasa bersalah, ketika diri ini tidak menulis dalam satu hari saja. 

Menulis mulai terasa menjadi berat, karena harus meluangkan dan membagi waktu, melakukan analisa dan penelitian (para senior), jam istirahat yang berkurang, waktu bersama keluarga mulai sedikit terganggu, dan masih banyak hal lainnya yang mulai kita kurangi. Banyak hal mulai kita tinggalkan setelah kita menulis. Tapi mudahan itu hal-hal yang kurang baik. Menulis itu butuh pengorbanan waktu, pikiran dan biaya.

Sekarang mungkin postingan tulisan saya, cuma akan muncul sehari sekali atau mungkin juga malah seminggu sekali. Gpp khan...yang penting masih bisa nulis. Secara waktu yang ada, ngak memungkinkan lagi untuk bisa menulis setiap saat. Untuk para sobat kompasiana, tetaplah semangat menulisnya selama ada waktu dan kesempatan. Tetaplah terhubung dan berbagi kebaikan dengan orang lain. Karena tulisan kita tidak akan pernah hilang begitu saja, tidak akan pernah berhenti bila isinya adalah sebuah manfaat dan kebaikan. 

Siapa tau...tulisan kita akan dibaca oleh generasi berikutnya. Tulisan kita bisa bertahan ratusan tahun kemudian...juga bermanfaat bagi orang lain. Siapa tau khan. Nasib sebuah tulisan tidak ada yang tahu. Sebuah tulisan bisa berumur hanya beberapa menit saja tapi juga bisa bertahan selama berabad-abad. Biarkan tulisan kita menentukan nasibnya sendiri. 

"Tulisan itu ibarat seorang bayi, mereka punya takdir masing-masing".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun