[caption caption="Pondok Kesederhanaan (Foto : istockphoto)"][/caption]Selamat pagi Indonesia, dan selamat pagi sobat Kompasiana.
Tulisan ini...ya tulisan ini. Tulisan yang sederhana ini, terlahir dari tangan sederhana dengan pemikiran yang sederhana. Kesederhanaanlah yang membuat diri ini mampu menuliskan hal-hal yang terasa sederhana tapi juga apa adanya. Bukan sebuah tulisan yang dibuat-buat, bukan juga sebuah tulisan yang berat-berat, sehingga butuh sebuah kecerdasan dan pemikiran yang kritis untuk bisa menikmatinya. Penuh teori dan analisa yang luar biasa dengan data-data yang valid dan kredibel. Tulisan yang akan membuat orang lain berdecak kagum. Tapi tidak dengan tulisan ini, Tulisan ini mungkin tak akan pernah dibaca oleh orang-orang pintar, orang-orang yang punya kedudukan yang terhormat. Tulisan ini mungkin hanya akan berakhir di tong sampah mereka.Â
Tulisan sederhana yang ditulis oleh tangan orang biasa, dengan bahasa manusia. Tak akan sanggup menyapa para dewa yang ada di atas sana. Tak akan sanggup pula menembus lingkarannya para raja. Karena, membutuhkan sebuah kesederhanaan hidup, dibutuhkan kebesaran jiwa, dan sebuah kerendahan hati yang luar biasa untuk bisa menghargai sebuah tulisan sederhana ini. Karena tulisan sederhana ini, akan membawa kita kembali menjadi seorang manusia seutuhnya. Kembali membawa kita berpijak di bumi, dan sadar akan segala kekurangan kita.
Kesederhanaan hidup akan menyadarkan kita, akan mampu menyentuh hati kita dengan hal yang berbeda. Tulisan yang kita buat dengan sepenuh hati, juga hanya akan menyentuh orang-orang yang punya hati.Â
Tulisan ini bisa dinikmati oleh semua pembaca, baik yang di kota maupun yang di desa. Selama kita masih menjadi seorang manusia, selama itu juga tulisan ini masih bisa dinikmati. Tulisan ini tak berisikan kepalsuan dan kebohongan. Tulisan ini juga tak berisikan kebencian dan kemarahan, hanya kadang berisikan emosi yang agak berlebihan. Tulisan ini tak mengharapkan sebuah pujian dan decak kekaguman.
Tulisan ini hanya sarana untuk bercerita, cerita sederhana yang mungkin luput dari perhatian kita. Cerita seorang anak manusia dengan segala tetek bengek kehidupannya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tak lebih dan tak kurang. Tak pernah terlintas diri ini untuk menulis yang di luar batas kemampuan. Karena hanya akan mempermalukan diri sendiri. Karena diri ini hanyalah seorang manusia biasa, manusia biasa yang sederhana. Sekian dan terima kasih.Â
"Kesederhanaan akan membawa kita, kembali menjadi manusia yang sesungguhnya".
Salam hangat, sehangat mentari pagi ini.
(Temukan cerita sederhana itu, disetiap tulisan lainnya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H