Usai sudah tugas berat para anggota paskibraka setelah penurunan sang merah putih sore tadi. Setelah berbulan-bulan menjalani latihan di bawah teriknya sengatan matahari. Dan berdebarnya jantung ketika menjalani upacara pengibaran dan penurunan bendera hari ini. Pasti ada rasa bangga dan bahagia ketika semuanya bisa berjalan dengan lancar.
Terbayar lunas semua rasa cape dan lelah selama latihan. Dan juga rasa rindu kepada keluarga dan teman-teman yang ditinggalkan, akan sebanding dengan pengalaman yang didapat. Bahkan mungkin selama sebulan ke depan, cerita tentang serunya pengalaman menjadi seorang anggota paskibraka tak pernah bosan untuk diceritakan.
Menjadi satu kebanggaan tersendiri ketika bisa terpilih menjadi seorang anggota paskibraka, entah itu untuk tingkat kabupaten/kota, provinsi terlebih tingkat nasional. Terpilih menjadi anggota paskibraka untuk tingkat nasional adalah suatu kebanggaan bagi orang banyak, baik untuk provinsi, kabupaten dan terutama untuk keluarga.Â
Selama beberapa hari ini, grup facebook yang saya ikuti begitu rame dan seru membahas tentang terpilihnya seorang siswi dari kabupaten tempat saya tinggal. Apalagi setelah ada seseorang yang mengupload foto saat siswi itu latihan. Latihan dengan membawa baki. Terjadi percakapan yang seru serta menjadi viral untuk semua lapisan masyarakat. Saya hanya sekedar mengikuti, karena belum terlalu mengetahui tentang hal tersebut.Â
Dan lucunya, karena beredarnya foto siswi tadi yang membawa baki saat latihan. Sehingga masyarakat menganggap bahwa sudah pasti saat upacara nanti, siswi tersebut akan terpilih untuk membawa baki. Padahal bukan begitu, karena bukan hanya satu orang saja yang berkesempatan untuk latihan membawa baki. Tapi ada beberapa siswi lainnya. Dan juga keputusan final untuk pemilihan siswi yang membawa baki juga akan dilakuan pada hari H, beberapa jam sebelum upacara di mulai.Â
Alhasil, banyak yang merasa tertipu dengan berita yang beredar. Padahal berita tersebut sudah menjadi viral di masyarakat. Sudah menyebar di sosial media, tanpa bisa ditahan lagi. Padahal itu hanya disebabkan karena malasnya mencari berita. Yang seenaknya saja, ketika mendapat berita, langsung main comot sebarkan link dan foto. Bisanya hanya main copy paste. Padahal seharusnya, berita itu dibandingkan atau dicari lagi berita yang menuliskan hal yang sama. Supaya didapatkan berita yang akurat dan bisa dipercaya. Dan terkesan tidak asal-asalan.Â
Semoga ini bisa menjadi pelajaran ke depannya, untuk tak sembarangan lagi mengcopy paste kan berita, tanpa terlebih dahulu mencari kebenarannya. Sehingga tidak terjadi pembodohan secara massal. Hehe…
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H