Namun seperti Nadal, Federer bisa bangkit dari keterpurukan, saat ia mulai diragukan. Federer "memanfaatkan" kekalahan pertama Nadal di Roland Garros oleh Robin Sonderling di babak keempat, karena Nadal tidak dalam fisik prima. Federer akhirnya sukses mengangkat "La Coupe des Mousquetaires" lambang juara Roland Garros, melengkapi tiga trofi Grand Slam yang sudah dikoleksinya. Federer pun kembali juara Wimbledon 2009 setelah menang dramatis atas Andy Roddick. Namun Federer gagal menang di US Open karena secara mengejutkan dikalahkan Juan Martin del Potro, petenis jangkung Argentina.
Tahun kejayaan Nadal terjadi pada 2010 setelah bangkit dari cedera panjang di 2009. Ia memborong tiga slam: Roland Garros, Wimbledon, dan US Open. Satu gelar yakni Australia dimenangkan Federer. Dominasi "Fedal" mulai terpatahkan mulai pada 2011, dengan kehadiran petenis Serbia Novak Djokovic yang menjuarai tiga slam: Australia, Wimbledon, dan US Open. Satu-satunya yang lepas adalah Roland Garros yang dimenangkan Nadal untuk keenam kali.
Satu pertandingan tak terlupakan juga dimainkan Nadal ketika melawan Djokovic pada final Australia 2012. Duel yang dimenangkan Djokovic tersebut berlangsung maraton, 5 jam 53 menit, final Grand Slam terlama yang pernah terjadi. Setelah itu Nadal menang di Paris, Federer kembali menang di Wimbledon untuk ketujuh kali. Di US Open juara baru muncul yakni Andy Murray dari Inggris.
Dari "Fedal" kemudian "Big Three", dan "Big Four", yang mendominasi dengan memenangkan total 69 Grand Slam dari Wimbledon 2003 hingga US Open 2023.
Nadal sendiri telah memenangkan 22 gelar Grand Slam, menempatkannya di posisi kedua di belakang Djokovic dengan 24 gelar. Nadal mengangkat trofi slam terakhir setelah mengalahkan Casper Ruud di final Roland Garros 2022, mencatat gelar Prancis Terbuka yang ke-14. Selain itu Nadal telah memenangkan dua di Australia, dua Wimbledon, dan empat di US Open. Nadal telah menghabiskan 209 minggu di peringkat 1.
Sayang karier Nadal juga diwarnai oleh seringnya cedera. Gaya bermain fisik dengan keuletan mengejar bola adalah faktornya. Ajaibnya Nadal masih menikmati umur panjang karir yang luar biasa. Dua gelar Grand Slam terakhirnya diraih di Australia Terbuka dan Prancis Terbuka pada tahun 2022, satu musim comeback fantastis. Nadal bisa disebut simbol kebangkitan menghadapi masa sulit, baik di dalam lapangan menghadapi ketertinggalan, maupun di luar lapangan saat mengatasi cedera serius.
Selain perestasi cemerlang, Nadal adalah petenis yang memiliki sikap nyaris sempurna, cara dia memperlakukan semua orang, dari lawan, wasit, ball boy, fans, hingga media, menjadi teladan. Ia petenis yang tak sekalipun bereaksi berlebihan melampiaskan emosi dengan merusak raketnya, seburuk apapun penampilannya. Djokovic paling sering, Federer sangat jarang melakukan tindakan brutal itu, tapi Nadal tak pernah satu kali pun!
Nadal memiliki setiap kualitas dalam diri seorang atlet sejati. Bukan hanya apa yang telah ia capai di lapangan, tapi cara ia mencapainya sangat menakjubkan. Nadal menunjukkan semangat, keyakinan, bekerja keras, hasrat dan cinta yang luar biasa besar pada tenis.
Pada usia 38 tahun, dengan tubuhnya yang tidak lagi memungkinkan untuk bersaing pada level tertinggi, keputusan pensiun ini mungkin tidak dapat dihindari. Ia telah berjuang dan sudah waktunya mengucapkan selamat tinggal.
Seperti halnya Federer pada 2022, Nadal meninggalkan tenis sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa dan mengubah olahraga ini menjadi lebih baik. Sangat aneh bagi saya membayangkan dunia tenis tanpa Nadal. Saya butuh waktu mencernanya.
Selamat atas karir yang luar biasa dan selamat menikmati masa pensiun, Rafael Nadal, atlet sejati tiada duanya.