Pada Sabtu 6 Juli 2024 lalu, kami sekeluarga melakukan perjalanan dari Makassar tujuan Yogyakarta, mengisi liburan sekolah beberapa hari. Untuk tiba di Jogja kami menggunakan dua moda tranportasi, pesawat dan kereta api.
Di sela pertandingan perempat final Piala Eropa antara tuan rumah Jerman melawan Spanyol, pada pukul 01:30 kami meninggalkan rumah menuju Bandara Sultan Hasanuddin mengejar flight sebelum subuh, pukul 04:30. Menumpang pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG-353, kami tiba di Bandara Juanda, Surabaya pada pukul 05.17 WIB, setelah menempuh perjalanan udara 70 menit.
Usai menunggu bagasi dan sembahyang subuh, kami meninggalkan Juanda dengan tujuan Stasiun Gubeng, di jantung kota Surabaya. Pada pagi cerah itu ada tiga jadwal kereta api ke Jogja. Pertama, KA Sancaka pukul 07:00; kedua KA Argo Wilis pukul 08:05; dan ketiga KA Argo Semeru pukul 09:05.
Tiba di Gubeng pukul 06:50, KA Sancaka sudah siap berangkat, namun tiketnya sudah habis terjual, begitu juga tiket KA Argo Wilis pukul 08:05. Beruntungnya tiket KA Argo Semeru pada pukul 9:05 masih tersedia, kami pun membeli empat lembar, yang beruntungnya lagi mendapatkan harga khusus di loket, yang harga normalnya 465 ribu rupiah, kami bisa bayar 280 ribu rupiah saja.
Setelah tiket aman, sambil menunggu keberangkatan yang masih dua jam, kami butuh sarapan. Pilihannya adalah Warung Sederhana di Jalan Raya Gubeng dengan menumpang satu becak dan satu gojek. Warung legendaris ini hampir penuh saat kami sambangi. Tapi tidak perlu waktu lama menunggu satu per satu pesanan kami tersajikan, mulai soto daging, bihun goreng, nasi ayam penyet, dan minuman teh panas. Vera membayarnya tak sampai 150 ribu. Murah meriah, perut kenyang, hati senang.
Tiga puluh menit sebelum berangkat, kami sudah kembali dan siap di ruang tunggu. Fasilitas stasiun yang sudah bagus membuat menunggu datangnya kereta tak lagi membosankan. Di ruang tunggu merupakan area bebas asap rokok, sehingga penumpang merasa nyaman.
Sesuai jadwal yang sangat akurat pada pukul 9:05, kereta api mulai meluncur. Penumpang dijanjikan tiba di Stasiun Tugu pada pukul 12:53. Kami berada di gerbong EKS-4, karena berempat, kami bebas mengatur formasi kursinya apakah berhadapan atau sejajar (seat number: 10 C, 10 D, 11 C, 11 D). Ini pertama kali Siti dan Uswa naik kereta api, jauh setelah ia pernah menyanyikan lagu "Naik Kereta Api" ciptaan Ibu Sud.