Kemudian Julian Nagelsmann yang berusia 36 tahun datang mencoba memulihkan nama besar itu. Momentumnya berbalik ketika Nagelsmann berhasil membujuk playmaker kelas dunia Toni Kross kembali bergabung pada Maret 2024.
Setelah Kross turun gunung dari pensiunnya di timnas, Nagelsmann meracik dan mulai menemukan formasi idealnya, membangun kekuatan seimbang pertahanan dan serangan. Dua kemenangan penting atas Perancis (2-0) dan atas Belanda (2-1) pada April lalu perlahan memberi keyakinan bahwa Jerman sudah siap bertarung. Segalanya berbalik, Jermna kembali menjadi satu favorit Piala Eropa di kandang sendiri.
Pasukan Nagelsmann merupakan gabungan pemain senior berpengalaman, poros kiper Manuel Neur, bek Antonio Rudiger, gelandang Ilkay Gundogan, Toni Kross, striker Kay Haverzt. Kelimanya adalah pemenang Liga Champions minimal sekali. Poros senior itu akan mementor dan membimbing talenta-talenta muda, dari Nico Schlotterbeck, Jamal Musiala, Florian Writz, dan Niclas Fullkrug.
Ujian pertama Panser adalah mengalahkan Skotlandia malam nanti, setelah opening ceremony. Skotlandia peringkat 39 FIFA, jelas tidak diunggulkan. Namun pasukan "Laskar Tartan" tak akan memberikan kemenangan mudah begitu saja. Lagi pula semua tekanan ada pada Jerman.
Tim besutan Steve Clarke, mantan asisten Jose Mourinho di Chelsea sudah teruji tahan banting. Mereka lolos dari kualifikasi grup yang dihuni Spanyol dan Norwegia yang diperkuat Erlind Haaland. Barisan Skotlandia mengandalkan Scoot McTominay (Manchester United), Andrew Robertsoon (Liverpool), Billy Gilmour (Brighton) yang bisa jadi menemukan puncak performanya di pertandingan ini.
Mereka sejatinya punya modal dan kemampuan untuk mengejutkan dan merusak pesta yang sudah disiapkan jutaan fans Jerman. Skotlandia datang ke Jerman mengincar peluang untuk menciptakan sejarah, sebagai tim Skotlandia pertama yang lolos ke babak gugur turnamen mayor.
Selalu tak muda menjalani pertandingan pembuka turnamen akbar. Namun ini ini waktunya Nationalmannschaft bangkit di kandang sendiri. Mereka siap melangkah jauh bahkan menjuarai turnamen akbar di rumah sendiri, seperti yang terjadi pada Piala Dunia 1974, 50 tahun lalu yang dipimpin "Sang Kaisar" Franz Beckenbauer. Walaupun Jerman juga pernah gagal menjadi kampiun saat menjadi tuan rumah Piala Eropa 1988.
Mari kita nikmati pesta bola di musim panas 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H