Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kenangan Kan Membawamu Kembali ke Yogya

15 September 2023   19:28 Diperbarui: 16 September 2023   10:44 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta selalu menjadi kota impian bagi banyak orang, terutama yang terlahir di sana maupun mereka yang pernah belajar di kota yang berjuluk kota pendidikan itu, atau wisatawan domestik serta mancanegara yang sekadar melewatkan beberapa hari berlibur.

Jadi ketika Herry Gendut Janarto, wartawan senior dan editor beberapa majalah, meluncurkan buku novel berjudul Yogya Yogya pada 2021, kita yang sering merasa kangen dengan kenangan-kenangan lama Yogya mendapat semacam obat penawar rindu.

Novel Yogya Yogya berkisah cinta lama dan persahabatan remaja yang bersemi dan tertaut di sekolah yang bersetting di Yogya pada era 1970-an. Tokoh utamanya adalah Gayuh Widodo dan istrinya Astini, bersama para sahabat, yakni Suryo Lelono, Imron Fauzie, Nurhimawan, dan Dimas Tatang, serta Irma Suwignyo cinta pertama Gayuh.

Mayoritas dari mereka adalah teman satu angkatan (1977) di SMA Kolese Johanes de Britto (JB), Yogyakarta, di mana Herry Gendut juga alumni sekolah angkatan tersebut, sehingga pembaca yakin bahwa karakter Gayuh itu adalah Herry sendiri.

Alumni angkatan mereka mengadakan reuni degan tajuk lucu dan unik "Manuk Pulang Kandang" (MPK) pada akhir tahun 2017. Bagi yang paham bahwa de Britto adalah sekolah SMA swasta populer di Yogya karena siswanya semua laki-laki dan kebanyakan berambut gondrong, tentu akan mudah memahami tema alumni tersebut. Sejak dulu siswanya selalu bangga dan mantap menyebut sebagai anak de Britto, sekolah yang berlokasi di jalan Solo tersebut. 

Novel dibuka dengan judul bab Ziarah Maliobro, pada 28 Oktober 2017, pertemuan awal Gayuh dengan empat sahabatnya sebelum reuni MPK.  Rutenya mulai dari Monumen Tugu di utara ke selatan tujuan ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Cara mereka datang dan berjumpa di Malioboro diceritakan dengan menarik. Dan terjadilah obrolan reuni penuh guyonan. Kisah manis ataupun cerita-cerita sedih mereka utarakan dengan cara paling lucu dan kadang menggelikan. Gaya humor mereka yang terkadang jayus, plesetan, dengan menggunakan kosakata-kosakata yang populer pada masanya, seperti contohnya menyebut 'yang-yangan' jika ingin mengatakan pacaran, hehe.

Herry dengan jitu menggambarkan dengan detail sudut-sudut jalan paling ikonik tersebut, mulai dari kantor koran kondang Kedaulatan Rakyat (KR); Stasiun kereta Tugu; Pasar Kembang; Hotel Inna Garuda yang bersejarah; Patung Jenderal Sudirman di halaman gedung DPRD; Jalan Sosrowijayan-Dagen-Gandekan-Beskalan di sisi Malioboro; Toko Samijaya-Ramai-Mirota; Pasar Beringharjo; Gedung Agung yang megah; Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Umum 1 Maret; Kantor Pos, Bank Indonesia, Bank BNI yang berada di persimpangan besar atau juga disebut kawasan Titik Nol; dan berakhir di Alun-alun Utara depan Keraton.

Setiap bab selanjutnya, kita juga diingatkan kembali lokasi atau tempat-tempat klasik di Yogyakarta. Novel ini mendeskripkan dengan memikat bioskop Indra yang kini menjadi Teras Malioboro; RS Panti Rapih di bundaran UGM; Pantai Parangtritis yang legendaris; Kebun Binatang Gembira Loka; dan kawasan Kaliurang gunung Merapi yang sejak dulu ramai dikunjungi.

Herry juga menautkan cerita cinta dan persahabatan itu dengan kuliner khas, musik-musik, film-film, seni kontemporer, budaya, wisata, dan kehidupan sosial lainnya di Yogya pada masa itu. Herry mengajak kita mendapatkan hikmah dan manfaat kenangan dan pengalaman masa lalu dengan bijaksana dan gembira

Novel ini mungkin paling pas untuk generasi berusia 40-50 tahun yang pernah punya kenangan dengan Yogya sebelum pergantian milenium, meskipun generasi milenial juga masih bisa mengikutinya jika bisa menemukan celah yang tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun