Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Nudge: Panduan Mengambil Keputusan Rasional

30 Agustus 2023   15:19 Diperbarui: 30 Agustus 2023   15:22 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua orang sudah menyadari bahwa sering kali dirinya merupakan musuh terbesar bagi mereka sendiri, namun tidak merasa terdorong untuk mengatasinya.

Dalam banyak peristiwa, kita banyak membuat keputusan buruk, karena tidak memperhatikan dan memiliki informasi lengkap, tidak mampu berpikir luas, dan kendali diri yang mudah goyah. Kita bagian daripada orang-orang sibuk tanpa sempat berpikir panjang mengenai semua pilihan yang harus dibuat. Hidup di era banyak pilihan yang ada justru menyusahkan para pengambil keputusan.

Nudge karya Richard H Thaler, profesor ekonomi Universitas Chicago, dan Cass R. Sunstein, profesor hukum yang sebelumnya di Chicago namun sekarang di Harvard, menyajikan temuan-temuan menarik tentang bagaimana orang sebenarnya mengambil keputusan saat menabung, meminjam, investasi, konsumsi energi, donor darah, perawatan kesehatan, dan banyak lagi.

Thaler dan Sunstein juga menerangkan mengapa krisis terjadi, mengapa rasionalitas orang terbatas, kendali diri lemah, dan pengaruh sosial yang mendikte keputusan-keputusan.

Argumen konseptualnya sangat kuat, sangat masuk akal. Thaler dan Sunstein mengusung istilah  "paternalisme libertarian" untuk menggambarkan kepercayaan akan keberadaan kehendak bebas pada "arsitektur pilihan" untuk menentukan pilihannya sendiri. "Arsitektur pilihan" memberikan wawasan tentang apa yang memengaruhi orang ketika mereka dihadapkan pada suatu keputusan.

Orang bebas memilih banyak alternatif jika itu yang diinginkan. Namun--pemerintah, atau otoritas, atau pemberi kerja, atau yang bertanggungjawab--masih mengarahkan ke arah yang akan membuat mereka lebih baik. Nudge menghormati kebebasan memilih, sekaligus melakukan intervensi dalam menyusun pilihan-pilihan tersebut. Sederhananya, bagaimana pilihan bebas kita dipengaruhi oleh cara pilihan disajikan kepada kita.

Laki-laki dan perempuan sama saja, adalah orang-orang yang tidak konsisten, kurang informasi, dan berkemauan lemah. Tidak mau repot-repot mengisi formulir yang ribet; lupa berolahraga sesuai jadwal yang direncanakan; kita berderma lebih sedikit daripada niat kita. Jadi kita sebenarnya tidak mampu atau sulit menang melawan godaan. Demikian kecenderungan manusia, yang disebut Thaler dan Sunstein sebagai "inersia." Kebanyakan dari kita hanya menyebutnya kemalasan.

Nudge ingin membantu orang-orang membuat pilihan yang lebih baik tanpa menghilangkan hak mereka untuk memilih. Dengan dorongan, bukan perintah, paksaan, dan ancaman.

Thaler dan Sustein dengan lincah menjelaskan konsep-konsep melalui banyak contoh yang menarik, misalnya persoalan klasik laki-laki saat kencing di urinoir yang selalu merembes ke mana-mana, sehingga ditaktisi pengelola bandara Schippol Amsterdam, yang mengecat hewan lalat hitam di tengah-tengah urinoir supaya dibidik saat laki-laki buang air kecil, hasilnya meningkat signifikan, tak banyak lagi air seni berserakan di lantai. Kebijakan lucu Schippol kemudian banyak diadopsi toilet umum lainnya.

Sekali lagi, kita butuh dorongan (nudge). Dorongan yang bukan perintah yang wajib dituruti. Di banyak kasus, dorongan tak terelakkan. Dorongan ada di mana-mana, bahkan ketika kita tak melihatnya, dan sangat mempengaruhi pilihan kita, entah positif atau negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun