Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Setelah PSM Makassar Juara Liga Indonesia 2023

3 April 2023   15:44 Diperbarui: 4 April 2023   11:47 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com /SUCI RAHAYU)

PSM Makassar adalah klub dengan sejarah besar sepak bola di Indonesia.

PSM bagi kami warga Makassar, bukan hanya sekadar tim sepak bola. PSM adalah simbol pemersatu, sarana perjuangan, wadah sosial masyarakat merayakan ekspresi tanpa sekat.

PSM memiliki hubungan emosional begitu intens dengan pendukungnya. Sudah mendarah daging dan budaya hidup mereka sehari-hari. Kita bisa saling tak mengenal tapi saat berbicara PSM mata kita semua berbinar. Ada begitu banyak fans militan, sabar, dan tegar, yang terbukti selalu setia pada PSM.

****

Awal kecintaan saya kepada PSM terjadi pada 1992, 31 tahun silam. Saat itu, PSM berhasil menjuarai Divisi Utama Perserikatan, dan saya masih anak SD berusia 11.

Sejak itu, saya merasa sah sebagai fans PSM yang rajin menyambangi Stadion Mattoanging, berjarak sekitar 3 kilo meter dari rumah, hanya untuk menyaksikan pemain-pemain PSM berlatih pada sore hari.

Kompetisi Liga 1995/1996 adalah musim paling berkesan dan emosional bagi saya sebagai fans Juku Eja. Nyaris semua laga home PSM di Mattoanging yang legendaris saya datangi. Untuk membeli tiket terkadang saya mesti menyisihkan uang saku jajan yang diberikan ayah.

Skuad PSM musim itu sangat bagus. Dimanajeri Nurdin Halid, PSM mengguncang bursa transfer. Nurdin mengontrak tiga pemain Brasil, bek Marcio Novo, playmaker Luciano Leandro, dan striker paling tajam kala itu, Jecksen F Tiago. Beberapa pemain elite nasional pun bergabung demi ambisi besar "Pasukan Ramang", menjuarai Liga Indonesia II.

Sayang sekali, PSM yang sangat tangguh sejak awal dan difavoritkan ternyata gagal menjadi kampiun setelah kalah 0-2 dari Bandung Raya yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno. Saya masih merasakan pil pahit jika mengenang laga final tersebut. Patah hati.

PSM baru mewujudkan ambisi juara pada musim 1999/2000. PSM kembali menjadi tim yang solid sewaktu Nurdin Halid balik kandang dari klub Pelita Jaya. Pemain asing dan pemain nasional terbaik kembali didatangkan untuk membangun skuad super. Sekadar menyebut Carlos De Melo, Kurniawan 'Kurus', Bima Sakti, Miro Baldo Bento, dan Aji Santoso. Pelatihnya Henk Wullems, si-menir dari Belanda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun