Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Palagan Louis van Gaal di Piala Dunia

7 Desember 2022   21:28 Diperbarui: 7 Desember 2022   21:53 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aloyius Paulus Maria van Gaal, yang tenar dengan Louis van Gaal (dibaca van Haal), mungkin satu sosok yang paling pas untuk mewakili karakter orang Belanda yang fungsionalitas dan konvensional untuk standar Eropa, sekalipun sudah abad milenium. Orang londo memang selalu cuek dengan penampilan, tidak penting, niet belangrijk. Mereka hanya antusias dengan sesuatu yang besar dan mencengangkan.

Seperti yang dikutip majalah Kickers, van Gaal lahir di Amsterdam pada 1951, dan sejak umur 12 tahun, dia rajin menyambangi tempat latihan klub Ajax dan melihat bagaimana penemu total football, Rinus Michels, melatih tim kota kelahirannya tersebut. Sampai pada gilirannya pada 1992, van Gaal-lah yang diberi kehormatan untuk melatih Ajax.

Dari sini publik bola mulai memuji kejeniusannya. Ajax era van Gaal merupakan klub yang begitu dikenang karena idealisme, dengan merancang konsep sepak bola yang rapih dan sangat terukur.

Kita tak pernah bisa lupa karya hebatnya pada musim 1994/1995, saat Ajax yang dihuni pemain muda yang ia didik dengan tekun menuai sukses menjuarai Liga Champions 1995, sekaligus menghentikan dominasi klub AC Milan (Italia) ketika itu.

Namun idealisme van Gaal tak kuasa menahan laju industri yang kian mencengkeram sepak bola. Banyak pemain yang dipolesnya sejak remaja belia, hengkang ke klub-klub elite Italia dan Spanyol.  

Ia pun hengkang. Setelah lima tahun mengukir era emas Ajax, van Gaal berlabuh ke Catalunya, Spanyol, menukangi FC Barcelona. Klub yang dianggapnya dapat menampung potensi kejeniusan dan prinsip sepak bola yang ia cita-citakan. 

Begitu pun ketika ia kembali ke Belanda menukangi AZ Azkmark, hijrah ke Bayer Munchen, dan membesut Manchester United. Ia selalu menanamkan filosofi bermain yang khas, meski pada saat kejayaan Barca dan Bayern, van Gaal sudah tak bersama.

****

Melatih Oranye pada Piala Dunia 2022, bagi van Gaal adalah palagan ketiga. Jika ada noda dalam karir kepelatihan, maka tak lain adalah kegagalan membawa Belanda lolos ke Piala Dunia 2002 di Korea-Jepang, setelah kalah bersaing dengan Portugal dan Irlandia di kualifikasi.

Edisi kedua van Gaal menangani Belanda di Piala Dunia Brasil 2014. Di Brasil, van Gaal menebus "aib" 12 tahun sebelumnya dengan prestasi besar. Ia mengantar Oranye ke semifinal dengan menampilkan performa dahsyat, termasuk membantai juara bertahan Spanyol 5-1, sebelum kalah adu penalti melawan Argentina, dan menang lawan Brasil 3-0 sebagai juara ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun