Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Palagan Louis van Gaal di Piala Dunia

7 Desember 2022   21:28 Diperbarui: 7 Desember 2022   21:53 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: bbc.co.uk)

Setelah Piala Dunia Brasil 2014, van Gaal mundur karena ditunjuk melatih Manchester United yang terpuruk sepeninggal Sir Alex Ferguson. Prestasi Belanda pun anjlok dan tak mampu lolos pada dua turnamen akbar, Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018.

Belanda bisa bangkit menjelang Piala Eropa setelah dilatih Ronald Koeman, namun belum sempat membawa Belanda tampil ke Euro 2020, Koeman 'dibajak' Barcelona, sehingga diganti Frank de Boer yang tak mampu memaksimalkan talenta-talenta berbakat anak muda Amsterdam.

Van Gaal sebenarnya sudah pensiun saat diberhentikan Manchester United pada akhir musim 2016. Kesehatannya juga mulai menurun karena mengidap kanker prostat pada usia 65. Namun federasi sepak bola Belanda KNVB berhasil membujuknya untuk "turun gunung" kembali memimpin Belanda menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2022.

****

Meski menghormati Rinus Michels, namun van Gaal lebih memilih pragmatisme sepak bola, yang membuatnya selalu berseberangan ideologi dengan mendiang Johan Cruyff, murid terhebat Michels. Bagi van Gaal tak ada yang lebih hebat daripada hasil sepak bola, karena van Gaal adalah orang yang senantiasa bekerja dengan konsep terukur.

Di Qatar Louis van Gaal kembali menghidupkan formasi favoritnya, 5-3-2, atau di lapangan lebih banyak menjadi 3-5-2, meski ia dihujani kritik karena formasi yang ia pilih terlalu bertahan dengan menumpuk lima pemain belakang dan dua gelandang bertahan. Penampilan Belanda.

Ia dinilai meninggalkan pola 4-3-3 yang menciptakan total football, khas Oranye. Padahal, meski berposisi bek sayap, Denzel Dumfries di kanan, dan Daley Blind sisi kiri, lebih sering membantu penyerangan daripada di daerah pertahanan sendiri. Ini membuat variasi penyerangan Belanda dianggap sangat variatif.

Empat pertandingan yang telah dijalani Virgil van Dijk dan kawan-kawan di Qatar menunjukkan taktik jenius dan pengalaman meneer van Gaal berperan krusial. Belanda yang sempat biasa-biasa saja di laga Grup A, mulai solid, berbahaya, dan mematikan. Laga terakhirnya babak 16 besar, Belanda menang meyakinkan atas Amerika Serikat 3-1.

Argentina, juara dunia dua kali, diperkuat megabintang Lionel Messi akan menjadi lawan sepadan bagi Belanda di perempat final yang akan berlangsung pada Jumat malam 9 Desember 2002. Dua tim raksasa memperebutkan satu tiket semifinal, mengulang laga semifinal Piala Dunia 2014 saat Belanda kalah adu penalti.

Van Gaal yang kini berusia 71, tentu ingin membalas kekalahan tersebut dan mewujudkan impiannya, mengantar tim Orange untuk mencapau prestasi tertinggi, juara Piala Dunia untuk pertama kalinya, setelah tiga kali harus puas menjadi runner up pada Piala Dunia 1974, 1978, dan 2010.

Mari kita nantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun