Saya masih ingat, sebelum turnamen, final ideal ini merupakan skenario yang sudah dirancang panitia Perancis yang diketuai Michel Platini. Pokoknya Les Bleus tak boleh bertemu Brasil sebelum final.Â
Sempat muncul tudingan miring atas mulusnya skema tersebut. Namun Platini sendiri-lah yang akhirnya mengakui 'konspirasi' ini jauh hari setelahnya.
Kedua, momen perseteruan David Beckham (Inggris) versus Diego Simeone (Argentina), dalam pertandingan Argentina melawan Inggris di babak 16 besar. Merupakan salah satu pertandingan France '98 paling seru, paling ketat, paling panas, dan paling dibicarakan hingga kini.Â
Rivalitas kedua negara memang selalu dikaitkan dengan isu politik, seperti perang. Maradona pernah mengakuinya ketika memenangkan "pertempuran" pada Piala Dunia 1986 lewat pertandingan yang sangat historis.
Tekanan tinggi
Beckham ketika itu masih muda, 23 tahun. Mulai menapak sukses karirnya di Manchester United sebagai pesepakbola sekaligus selebriti papan atas di Inggris. Sedangkan Simeone adalah pemain tengah andalan tim Tango, yang sepertinya memang bertugas mengacaukan skema permainan lawan.
Insiden itu terjadi pada awal babak kedua ketika skor sama kuat 2-2. Berawal dari kedua pemain berebut bola yang membuat Beckham terjatuh dengan posisi tengkurap. Tingginya tekanan membuat Beckham tak mampu memikul beban, dia mengintip Simeone berjalan di belakangnya, mungkin spontan, dia mengayunkan kakinya menendang Simeone.Â
Ayunan kaki Beckham sebenarnya pelan, namun Simeone mendramatisir dengan terjatuh dan mengerang kesakitan di depan wasit Kim Nielsen, sambil menunjuk Beckham yang belum berdiri. Beberapa pemain Argentina ikut memprovokasi. Akhirnya Nielsen ikutan lebay, mengganjar Becks kartu merah, yang meninggalkan lapangan seperti tak percaya dengan apa yang baru saja dia alami.
Dengan 10 pemain, Inggris yang sempat di atas angin melempem, dan akhirnya kalah melalui adu pinalti. Besoknya publik dan media Inggris mengecam tindakan konyol Beckham sebagai biang kekalahan. "10 singa pemberani dan satu anak bodoh", begitu ditulis dalam satu media setempat.
Karir Becks diambang kehancuran, bahkan nyawanya terancam, namun dalam masa sulit, Ferguson tampil sebagai pelindung Beckham. Hampir setahun setelah insiden Saint-Etienne, United meraih tiga gelar spektakuler di bulan Mei 1999.
Becks menjadi salah satu pemain paling berkontribusi penting akan treble tersebut. Dalam perjalanan meraih juara Liga Champions 1999, Beckham dan Simone sempat bentrok kembali di perempat final ketika United bertemu Inter Milan, klub Simeone ketika itu.