Bisa dihitung jari pertandingan tenis yang menancap kuat di benak yang pernah saya tonton. Di antaranya, final Wimbledon 2008, 2009, dan 2019; serta final Australia Terbuka 2012. Semua laga di atas melibatkan minimal satu dari Roger Federer (Swiss), Rafael Nadal (Spanyol), dan Novak Djokovic (Serbia).
Pecinta tenis mengistilahkan mereka adalah 'Big Three', mendominasi 59 dari total 70 trofi Grand Slam, terhitung sejak Wimbledon 2003. Belum ada petenis di luar merekea- kelahiran 1990-an yang bisa menghentikan dominasi ketiganya dalam persaingan turnamen selevel Grand Slam.
Laga epik teranyar yang akan dikenang sepanjang sejarah tenis terjadi adalah duel akbar Nadal berhadapan dengan Djokovic di babak semifinal Perancis Terbuka 2021 pada Jumat malam (11/6/2021) atau Sabtu dinihari waktu Makassar.
****
Semua paham Nadal telah menjuarai Perancis Terbuka sebanyak 13 kali, sejak yang pertama pada 2005. Pencapaian yang tidak mungkin dipatahkan, disamai atau sekadar didekati petenis manapun. Nadal dengan kekuatan fisik dan mental baja, ibarat gladiator di Rolland Garros. Menonton Nadal di tanah merah seperti menyaksikan pertunjukan seni yang indah.
Dan Nadal belum selesai. Maka yang jauh lebih menarik dinantikan adalah siapa yang bisa menghentikan laki-laki 36 tahun dari Mallorca ini?
Begitu tahu jadwal pertandingan semifinal-2 tersebut dimulai paling cepat pada pukul 23.45 Wita, maka untuk pertama kali saya mensetting alarm untuk membantu membangunkan saya sekitar pukul 03.00 dinihari demi untuk satu pertandingan tenis. Paling tidak bisa menyaksikan laga mulai set ke-3.
Pertarungan akbar itu memang tak ingin saya lewatkan, terlibat menjadi 'saksi tumbangnya seorang raja'. Saya lihat ada peluang bagus tahun ini bagi Djokovic untuk meruntuhkan dominasi Nadal di lapangan Philipe Chatrier, meskipun sesungguhnya tidak besar. Nadal tetap favorit utama.
Benar saja, sungguh luar biasa menyaksikan laga akbar Nadal versus Djokovic di Paris 2021 ini. Saya masih terkagum dengan laga sensasional tersebut, baik dari kualitas maupun hasil akhir. Emosi yang ditampilkan luar biasa, setiap perebutan poin berlangung ketat dengan kombinasi konsistensi fisik, fokus, teknik, dan mental. Djokovic benar-benar menaklukkan Nadal 'Everest' dengan empat set (3-6, 6-2. 7-6, 6-2) yang berlangsung 4 jam 11 menit.
Pertarungan inti adalah set ketiga setelah skor 1-1. Set itu baru berakhir selama 97 menit dengan kemenangan tie break Djokovic yang ketat. Padahal Nadal sempat mendapatkan set-point saat unggul 6-5 dan Novak melakukan servis kedua. Set keempat Nadal perlahan anjlok, sempat lead 2-0, namun enam game selanjutnya disapu bersih oleh Djokovic, hanya dalam waktu 37 menit.
Pukulan forehand dua tangan Nadal yang melebar memastikan kekalahan ketiganya di Perancis, setelah yang pertama pada babak keempat 2009 oleh petenis Swedia Robin Soderling, dan pada perempat final 2015 oleh Djokovic. Dengan demikian Djokovic bisa sedikit memperbaiki catatan buruk rekor pertemuan dengan Nadal di Perancis terbuka menjadi 2-7.