Sama halnya dalam menghadapi hidup yang kompleks, Jakob berfokus pada bagaimana kemanusiaan menjadi basis kegiatan, dan bagaimana latar belakang mengaruhi pengembangan masyarakat manusia semakin manusiawi.Â
Menurut Jakob, manusia mengandung keagungan dan kerapuhan, kelebihan dan kekurangan. Dalam masyarakat ada nilai-nilai yang dapat menjadi instrumen dan perangsang kemajuan, ada nilai-nilai yang menjadi penghambat, ada nilai-nilai yang konservatif, dan progres.
Apa pun yang terjadi, Jakob selalu mengingatkan agar kita selalu bersyukur dengan keadaan apa pun, suka ataupun duka. Mengajak hidup sederhana karena banyak teman di sekeliling kita yang hidupnya berkekurangan. Keprihatinan pada realitas manusia inilah yang menjadi perhatian besar Jakob. Ngono ya ngono, ning ojo ngono.
Pada saat Jakob ditanya Andy F Noya di acara televisi bincang-bincang Kick Andy, apakah sudah menyiapkan pengganti dirinya untuk memimpin korporasi media sebesar Kompas Gramedia? Jakob menjawab dengan kerendahan hati bahwa sudah banyak yang siap menggantikan, dan waktu yang akan menjawab siapa sosok tersebut dengan izin dan berkat penyelenggaraan Allah, providentiadei.
Jakob lahir di Desa Jowahan, sekitar Candi Borobudur, Magelang, 27 September 1931. Dan pada hari ini, Rabu 9 Sepetember 2020, Sang Kompas kehidupan meninggal dunia menjelang ulang tahunnya yang ke-89.
Selamat jalan Pak Jakob, semoga Tuhan tetap menyertai dan memberkati dalam keabadian.
Syukur tiada akhir atas segala jejak langkahnya yang menebar inspirasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H