Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

The Choice, Tidak Ada Hirarki Penderitaan

5 Juli 2020   16:18 Diperbarui: 5 Juli 2020   16:21 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa lalu terasa hidup bagi Dr. Edith Eva Eger. Jiwanya tak pernah mati.

Eger menenun kisah-kisahnya yang mengerikan selamat dari peristiwa Holocaust di kamp kematian Nazi dengan humor dan motivasi. Dengan sikap ceria dan bersemangat. Yang terburuk memunculkan yang terbaik dalam diri kita, demikian pengalaman mengajarkannya.

Kini Eger merupakan Psikolog Klinikal, terapis sukses spesialis pasien traumatis. Dalam bukunya, The Choice, Embrace the Possible (2017), pengalaman Eger berbicara banyak. Buku yang memerlukan 10 tahun penyusunan ini terbagi dua bagian besar. Sebagian merupakan memoar Eger, dan sebagian lain bercerita tentang proses terapi para pasiennya.

Eger lahir di Hungaria pada 1927, sejak belia ia menekuni balet dan senam, bahkan nyaris bertanding di Olimpiade 1944. Namun Eger dicoret dari tim karena keturunan Yahudi. Olimpiade yang sejatinya diselenggarakan di London itu pada akhirnya batal karena perang dunia kedua meletus.

Satu malam pada April 1944, Eger yang berusia 16 bersama keluarganya- ayah-ibu-dua saudaranya, diangkut oleh kereta busuk menuju ke kamp Auschwits. Saat perjalanan horor itu, ibunya mengatakan padanya: "Tidak ada yang bisa mengambil dari kamu apa yang telah kamu pikirkan." Kata-kata sakti yang telah membentuknya perjalanan hidup Eger.

Ia remaja dalam masa kegelapan. Ia disiksa, kelaparan, dan ancaman pemusnahan di kamp konsentrasi kerja paksa selama enam bulan. Eger telah membayangkan akan mati dalam keadaan perawan. Kepala Kamp, malaikat maut Josef Mangele mengeksekusi 400 ribu orang Yahudi-Hungaria, termasuk ayah dan ibunya. Sedangkan ia dan dua saudaranya, Magda dan Klara, bisa selamat melanjutkan hidupnya. Barangkali keterampilan menari balet dan senam yang menyelamatkan Eger.

Eger merasa bersalah kenapa ia bagian kecil yang selamat dan yang lain tidak. Ia menulis, "Memori adalah tempat yang sakral, tapi juga berhantu. Tempat di mana amarah, rasa bersalah, dan kesedihan saya berputar-putar seperti burung-burung lapar yang mencari tulang-tulang tua yang sama. 

Memori adalah tempat di mana saya mencari jawaban untuk pertanyaan yang tidak dapat dijawab: mengapa saya bertahan hidup? Apa yang harus saya lakukan dengan kehidupan yang telah diberikan kepada saya ?" Ia butuh beberapa dekade untuk menemukan jawaban atas pertanyaan besar tersebut.

Dia telah bebas dari kematian, tapi juga harus bebas untuk menciptakan dan membuat sebuah kehidupan dan memilih. Kebebasan manusia untuk memilih sikap dan jalannya sendiri.

Pada 12 November 1946 saat usia 19, ia menikah dengan Bela Eger setelah mengetahui kematian Eric-pacar pertamanya, di kamp Auschwits. Perkawinan yang unik karena sempat bercerai dan rujuk lagi, membuahkan dua anak perempuan dan satu anak laki-laki.

Setelah selamat dari horor yang luar biasa, ia dan Magda kakaknya, bersama keluarga pindah ke Texas Amerika Serikat. Pada 1966 Eger direkomendasi teman kampusnya sebuah buku berjudul Man's Search for Meaning karya Victor Frank, yang mengubah banyak jalan hidupnya. Ia mendapat sarjana Psikologi pada May 1969 saat 24 tahun. Lima tahun kemudian ia  meraih gelar MA Psikologi Pendidikan di University of Texas-El Pasoz. Dan puncak gelar akademik ia rengkuh saat mencapai Ph. D Psikologi Klinik pada 1978 di Saybrook University.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun