Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Parasite, Komedi Tanpa Badut, Tragedi Tanpa Penjahat

30 April 2020   11:08 Diperbarui: 30 April 2020   13:36 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menonton Parasite, film terbaik Academy Award ke-92 pada Februari 2020 yang lalu, saya masih memikirkan bagaimana Bong Joon-ho bisa mengeksekusi ide dan tema sangat simpel ini menjadi drama thriller yang luar biasa menakjubkan.

Satu keluarga inti terdiri Ki-Taek (Song Kang-ho) sebagai ayah, istrinya Chung Sook (Jag Hye-jin), serta sepasang anak Ki-Woo (Choi Woo-shik) dan adiknya Ki Jung (Park So Dam). Mereka berempat tinggal di rumah perkampungan kumuh, nyaris miskin papa.

Mereka borongan bekerja sebagai pelipat kemasan pizza. Ki-Woo dan Ki Jung, terutama, mesti jeli mencari posisi sesulit apa pun untuk dapat menemukan sinyal jaringan wifi dari cafe atau gedung-gedung di sekitaran perkampungan yang tidak memasang password. Sangat penting bagi mereka untuk bisa berkomunikasi via WhattsApp, belajar banyak hal sekaligus mencari peluang di mesin pencari Google.

Pada satu malam saat rutinitas makan bersama keluarga Ki-Taek, yang saban hari juga diselingi 'kedatangan' satu tetangga sinting yang kencing tepat depan rumah mereka. 

Malam itu mereka juga kedatangan satu tamu lain bernama Min, kawan lama Ki-Woo, si sulung. Min adalah tamu istimewa yang ke depannya akan mengangkat kelas sosial keluarga Ki-Taek dari gubuk derita. Tamu juga membawa batu besar ajaib yang agak membingungkan saya dengan keterkaitan tema besar film.

Melalui akses dan rekomendasi Min, Ki-Woo masuk menggantikannya menjadi guru les privat bahasa Inggris (tentu dengan memalsukan ijazah Universitas Oxford) bagi anak perempuan remaja keluarga kaya Tuan Park (Lee Sun-kyun) di rumah super mewah yang spektakuler dengan taman rumput hijau yang yang luas dan tertata rapih (rumput adalah simbol kemewahan). Ny Park, yang bening, baik, sekaligus juga polos, menerimanya dengan lancar tanpa curiga sedikit pun.

Setelah Ki-Woo sukses mengelabui, dia menjadi pelopor dan membimbing Adik, Ayah, dan Ibunya juga masuk bekerja di rumah Park tersebut dengan kisah-kisah penipuan yang lucu, mengernyitkan dahi, sekaligus memprihatinkan. Keluarga miskin mengerjai keluarga kaya, atau bisa sebaliknya secara tersirat. 

Tapi yang pasti bukan hanya keluarga Ki-Taek yang berlaku demikian. Kalau bukan kita, di sekitar kita pun orang-orang melakukannya dalam banyak motif dan modus.

Sutradara Bong Joon-ho yang merangkap penulis skenario cerdas betul bagaimana dengan mudah membuat kita mengerti, dapat jelas bisa membedakan, merasakan, dan menggugat kesenjangan sosial yang ternyata hampir terjadi di seluruh dunia. 

Korea Selatan yang di permukaan, tampak seperti negara yang sangat kaya (Ekonomi nomor empat dunia) dan glamour dengan industri hiburan, internet berkecepatan tinggi, serta teknologi IT, ternyata punya problem seperti negara berkembang.

Bong adalah sutradara pencerita ulung, berkisah dengan model sarkasme, dan ia beruntung didukung (katanya) pemain-pemain peran hebat. Ia dengan gamblang mengritik keras terhadap sistem kelas dari cara kerja kapitalisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun