Insiden itu terjadi pada awal babak kedua ketika skor sama kuat 2-2. Berawal dari kedua pemain berebut bola yang membuat Beckham terjatuh dengan posisi tengkurap. Tingginya tekanan membuat Beckham tak mampu memikul beban, dia mengintip Simeone berjalan dibelakangnya, mungkin spontan saja dia mengayunkan kakinya menendang Simeone.Â
Ayunan kaki Beckham sebenarnya pelan, namun Simeone mendramatisir dengan terjatuh dan mengerang kesakitan di depan wasit Kim Nielsen, sambil menunjuk Beckham yang belum berdiri. Beberapa pemain Argentina ikut memprovokasi. Akhirnya Nielsen ikutan lebay, mengganjar Becks dengan kartu merah, yang meninggalkan lapangan seperti tak percaya dengan apa yang baru saja dia alami.
Dengan 10 pemain, Inggris yang sempat di atas angin melempem, dan akhirnya kalah melalui adu penalti. Besoknya publik dan media mengecam tindakan konyol Beckham sebagai biang kekalahan. "10 singa pemberani dan satu anak bodoh", begitu ditulis dalam satu media setempat.
Karirnya diambang kehancuran, namun dalam tertekan, Ferguson tampil sebagai pelindung Beckham. Hampir setahun setelah insiden, MU meraih tiga gelar di bulan Mei tahun 1999. Becks menjadi salah satu pemain paling memberi kontribusi penting akan treble tersebut. Dalam perjalanan meraih juara Liga Champions tahun itu, Beckham dan Simone sempat bentrok kembali di perempat final ketika MU bertemu Inter Milan, klub Simeone ketika itu.
Seiring perjalanan waktu, kedua pemain sudah melupakan peristiwa dan saling memaafkan. Barangkali jika tak ada insiden perseteruan di Stade Geoffroy Guichard Saint-Etienne 98 ini, kedua pemain tak akan sesukses saat ini. Sepak bola membuat keduanya memiliki mental yang sangat tangguh.
Salam sepak bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H