Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bugis dan Makassar Itu Berbeda

24 Desember 2013   08:44 Diperbarui: 2 September 2016   09:56 6755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Empat kelompok suku terbesar di Sulsel adalah: Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.

Namun acap kali orang luar atau pendatang tidak dapat membedakan orang Bugis dan orang Makassar. Sangat sering, kata ‘Bugis’ dan ‘Makassar’ disandingkan sehingga banyak yang menilai kata ‘Bugis’ dan ‘Makassar’ adalah sinonim. Bahkan para ilmuwan setempat sendiri ikut peran menghilangkan perbedaan kedua suku tersebut dengan melafal dan menuliskan kedua istilah tersebut menjadi kesatuan : ‘Bugis-Makassar’

Kecenderungan ini memang berdasarkan atas beragamnya kesamaan identitas mereka sebagai dua suku bertetangga yang mengatasi perbedaan suku dan bahasa mereka. Mereka, mungkin, dua suku di nusantara yangg sistem hierarkinya paling kaku dan rumit. Sangat hitam putih. Proses alkulturasi di segala aspek kehidupan , termasuk dalam seni sastra, menciptakan berbagai kesamaan budaya diantara kedua suku tersebut.

Faktor paling utama adalah sesama komunitas muslim mayoritas di Sulsel. Mereka menjadikan agama Islam sebagai bagian kesatuan dan sangat esensial dari adat istiadat dan budaya mereka berdua. Konon etnis Bugis dan Makassar adalah dua suku yang paling panjang penantiannya di nusantara untuk melaksanakan ibadah haji karena antrian yang menembus 15 tahun. Bahkan lebih.

Sepanjang peradaban kedua suku tersebut, sejumlah ciri khas melekat pada manusianya. Salah satunya bagaimana tetap berpandangan hierarkis sekaligus modern, dorongan untuk kompetitif sekaligus berkompromi, menjunjung tinggi kehormatan tapi juga merawat kesetiakawanan. Nilai-nilai keberanaian, kecerdasan, ketaatan terhadap ajaran agama, kelihaian dalam bisnis merupakan varibael yang menggerakkan kehidupan dinamis Bugis dan Makassar selama ini.

Mereka tipikal orang berkarakter keras dan sangat menjujunjung tinggi kehormatan, bila perlu demi mempertahankan kehormatan, mereka bersedia melakukan tindak kekerasan. Tak peduli hukum positif mengancam mereka. Perilaku ini sering dialibikan dengan istilah Siri’.

Dalam kehidupan orang Bugis dan Makassar, Siri’ adalah unsur yang sangat prinsipil dalam diri mereka. Tak ada pun satu nilai pun yang paling berharga untuk dibela dan dipertahankan di muka bumi selain daripada Siri’. Siri’ adalah jiwa mereka, harga diri, dam martabat mereka sebagai manusia. Tak ada lagi gunanya hidup bagi orang Bugis dan orang Makassar ketika rasa bangga dan malunya tercemar atau dicemarkan oleh orang lain.

Kasus Siri’ paling sering terjadi hingga kini adalah kawin lari (Silariang). Bagi keluarga gadis yang dilarikan, dengan alasan suka sama suka pun, itu adalah penghinaan besar, aib, tak terampuni. Sehingga semua keluarga laki-laki sang gadis berkewajiban untuk menemukan dan membunuh si laki-laki pujaan hati gadis itu. Bukan hanya antar pasangan tapi melebar ke dendam antar keluarga. Banyak orang Bugis dan Makassar rela divonis berat oleh pengadilan demi mengembalikan Siri’keluarga.

Terlepas dari banyaknya persamaan dan eratnya hubungan serta saling menaruh hormat, sangat perlu ditegaskan bahwa orang Bugis dan Makassar tetaplah dua suku yang berbeda. Orang Bugis berpopulasi lebih dari empat juta orang, menghuni hampir seluruh daratandan perbukitan sebelah tengah dan selatan. Sedangkan orang Makassar dengan populasi lebih dari dua juta orang menetap di ujung selatan semenanjung, tersebar di sepanjang tepi pantai maupun di pegunungan. Bahasa, contohnya. Kedua pihak baik Bugis dan Makassar tidak dapat saling mengerti manakala mereka berinteraksi dengan bahasa masing-masing.



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun