Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

GWS Schumacher

6 Januari 2014   20:26 Diperbarui: 4 September 2016   18:52 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13890148671885394398

[caption id="attachment_288675" align="aligncenter" width="300" caption="http://godcelebs.com/5828-michael-schumacher.html"][/caption]


Laki-laki itu pernah berujar bahwa dirinya sempat berhasrat menjadi pesepak bola dan memperkuat tim nasional negaranya, Jerman. Menilik usianya, mungkin dia akan bermain dengan pesepakbola seangkatan Jurgen Klinsmann, Rudi Voller, Mattias Sammer, Jurgen Kohler, Oliver Khan, dan sebagainya.

Namun pria kelahiran Nordrhein-Westfalen, Jerman ini mencetak prestasi fenomenal bukan di lapangan sepak bola, tapi di sirkuit balap mobil Formula-1. Atlet sejati itu bernama lengkap Michael Schumacher. Telah start lebih 300 Grand Prix (GP) di 20 negara tuan rumah dengan 91 kali tampil sebagai pemenang lomba didapatnya dengan empat tim: Jordan, Bennetton, Ferrari, dan Mercedez.

Rekor individu dan konstruktor bersama Bennetton dan kuda Jingkrak Scuderia Ferrari, yang diciptakannya membuat saya sampai lupa mengingat kembali. Yang membuatnya legenda tentu saja adalah 7 gelar juara dunia (2 bersama Benneton dan 5 Bersama Ferrari). Torehan super mewah itu mencatatkan namanya menjadi legenda F1 melebihi pebalap era sebelum dan sesudahnya, mulai dari mendiang Arton Senna, Nigel Mansell, Jaques Villeneues, Damon Hill, Mika Hakkinen hingga Fernando Alonso, dan juara dunia empat kali beruntun, sang yunior : Sebastian Vettel.

Schumi juga akan dikenang sebagai penggeber jet darat paling kontroversial. Meski begitu, Schumi adalah role model pebalap yang sangat dihormati kawan dan disegani rival, dan seluruh pihak yang terlibat dalam industri F-1. Satu hal lagi yang menonjol dari karakter Schummi adalah sosoknya sangat humanis, senang sekali bersentuhan langsung dengan kegiatan kemanusiaan. Tahun 2004, ketika kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, diluluhlantakkan gempa bumi dan tsunami, Schummi dengan cepat terjun langsung ke lokasi-lokasi bencana menujukkan empati dan tulus mengulurkan tangan. Dilaporkan Schummy merupakan individu yang memberikan bantuan donasi terbesar kepada korban dan kerabatnya, 10 juta US$, atau sepertiga dari daftar penghasilannya tahun itu. Sungguh luar biasa.

Uang dan popularitas memang sudah diraih, Schummi hanya mengejar kemulian hidupnya. Pernah mengundurkan diri tahun 2006 kemudian kembali turun arena untuk tiga musim balapan, sebelum benar-benar resmi Schumi menggantung kemudi 2011. Tak ada lagi kalungan bunga di podium untuknya. Kini laki-kaki yang kecanduan kecepatan tinggi ini terbaring di sebuah rumah sakit Perancis, Schummi berjuang melawan maut karena kecelakaan pada kepalanya yang membentur keras saat bermain ski di pegunungan Alpen di Minggu terakhir tahun 2013.

Pada tanggal 3 Januari, Scummi berumur 45 tahun tanpa pesta perayaan, yang ada hanya dukungan penggemar arena oto sport, khususnya F-1, terlebih lagi jutaan orang yang mengidolakannya, untuk tetap berjuang hingga finish persis melihatnya balapan di sirkuit sebagai pejuang yang tak pernah menyerah.

Saya sebenarnya ngefans  dengan pebalap F-1 juara dunia 1998 dan 1999, Mika Hakkinen asal Finlandia. Tanpa bermaksud menyampingkan pebalap lain, menurutku, Mika yang berjuluk manusia es, adalah rival paling sepadan Schummy. Saya sangat menikmati masa-masa di penghujung milennium kala rivalitas dua atlet yang saling membenci di sirkuit namun saling hormat sebagai sahabat di luar arena tersebut.

Semua masih mengingat kepalan tangan, senyum kemenangan, loncatan kegirangan di podium, lengkap dengan winner champagne celebration khas Scummy atau dinginnya ekspresi Mika, di podium sekalipun. Terima kasih sudah membagi rasa itu semua. Itulah nilai tertinggi dalam prinsip olahraga.

Forza, Schummy.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun