[caption id="attachment_321704" align="aligncenter" width="624" caption="https://www.google.co.id/search?q=kompas+"][/caption]
Hobi anda bersepeda ?
Jika Ya, dan anda tidak termasuk dari 50 pegowes dan rombongan Kompas Jelajah Sepeda Manado-Makassar (KJSMM), maka mungkin anda merasakan seperti yang saya alami sepanjang dua minggu terakhir.
Hati saya tak bisa bohong. Sejak tanggal 18 Agustus lalu, setiap pagi hari ketika mendapat koran KOMPAS, halaman pertama yang saya baca adalah rubrik liputan khusus JSMM. Laporan setiap hari etape perjalanan lengkap dengan foto-foto mereka menaklukkan berbagai rintangan pulau Sulawesi, sangatlah hebat dan luar biasa.
Konon, rute sepeda Sulawesi jauh lebih menakjubkan daripada rute-rute gowes di belahan dunia mana pun. Jenis tantangan menggowes sangat bervariasi dan komplit. Mulai perbukitan, pegunungan, jalanan terjal dan landai, turunan panjang berkelok, dengan berbagai jalan yang disisinya jurang dalam.
50 manusia-6 diantaranya perempuan- itu sangatlah beruntung. Sepanjang pengembaraan mereka, saya bisa membayangkan nikmatnya pengalaman dan pelajaran hidup yang tak ternilai dan mungkin tak akan bisa tergantikan dengan materi apa pun. Menikmati panorama elok Celebesdi atas sadel sepeda. Mereka dengan senang dan gembira bersama-sama menyisir trans pulau Sulawesi, sejauh 1.500 km melintasi 5 provinsi.
Start dari kota bahari, Manado, kemudian menjelajahi wilayah-wilayah pedalaman terpencil seperti Tomohon, Minahasa, Gorontalo, Bolang Mongondow yang eksotis dengan panorama deretan gunung, dan beragam peradaban masyarakatnya yang sangat heterogen. Mereka juga menyeberangi Teluk Tomini selama15 jam via Feri yang menghubungkan kabupaten Marisa (provinsi-Gorontalo) ke kabupaten Ampana (Sulawesi Tengah).
Di teluk inilah terhampar pantai Togean, yang konon merupakan kenikmatan tiada tara bagi penyelam sejati, karena keindahan alam bawah lautnya yang tak ada duanya, seperti surga yang jatuh di lidah pulau Sulawesi. Begitu yang pernah saya baca.
Mereka pun sampai dan merasakan kehangatan kabupaten Poso yang terus menyemai benih-benih perdamaian setelah lama dilanda konflik komunal. Melewati Luwu Timur yang masih hijau dan asri. Berdecak takjub akan kearifan dan tradisi orang Tana Toraja yang sudah sangat kondang.
Jalur Marisa- Ampana-Poso-Pendolo -Palopo, adalah jalur istimewa yang sudah kondang karena merupakan bagian dari garis Wallace yang masih banyak dihuni flora dan fauna endemik. Berdasarkan sejarahnya, persilangan garis ini yang memisahkan wilayah geografis hewan Asia dan Australasia sejak abad-19.
Di selah-selah perjalanan mereka, rombongan juga mengadakan kegiatan kemanusiaan pengobatan gratis, bersatu dengan mayarakat yang heterogen sambil berenang, menyantap ikan laut langkah, berfoto narsis, dan banyak cerita-cerita menarik lainnya.