Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cobalah Kapurung dan Parede Aroma Luwu

1 Maret 2015   19:43 Diperbarui: 4 Januari 2020   08:58 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_353422" align="aligncenter" width="300" caption="dok.pri"][/caption]


Kompasianer yang budiman, terlebih dulu saya mohon dimaafkan, sekiranya artikel yang saya posting kali ini, sekaligus menjadi media promosi atas usaha keluarga kami di bidang kuliner, Rumah Makan (RM) Aroma Luwu.

 ****

RM Aroma Luwu adalah restoran lokal pelopor di kota Makassar yang menyajikan ragam masakan tradisional dari Tanah Luwu. Sejak tahun 2000. Nama berbagai makanan di sini pun tak familiar. Sebut saja Kapurung, Ikan Parede, Barobbo, Lawa, dan Dange.

Untuk penyantap konvensional ditawarkan Ikan Bandeng Goreng, dan Ayam Goreng, khas Aroma Luwu. Nyaris semua sajian di Aroma Luwu konsepnya lambat saji (slow food). Sekitar 15 menit, karena menu yang dipesan harus terlebih dulu diproses secara manual, yang kemudian disajikan dalam kondisi panas, dan tentu saja nikmat.

Menu andalan dan paling populer adalah Kapurung. Makanan ini bisa dikatakan unik, bahkan ‘ekstrim’, karena lidah orang Sulsel pun banyak yang tak cocok. Berkuah panas, berasa asam, pedas. Namun jika telah menyicip satu sendok saja, lidah anda dipastikan bergetar, dan barangkali bisa ketagihan. Kapurung memang hanya enak dinikmati saat masih panas-panasnya. Jika masakan itu sudah dingin, rasanya berubah drastis.  

Berbahan utama sagu yang dibentuk seperti seukuran bola pingpong. Kemudian dicampur berbagai lauk dan rempah andalan. Tak kurang adalah irisan daging ayam, ikan teri, aneka sayur kacang panjang, terong, bayam, tomat, jantung pisang, dan potongan jagung yang direbus.

Rempah yang diadu adalah cabai, kunyit, kacang tanah, garam, buah kecombrang, dan asam patikala. Sagu dan patikala didatangkan langsung dari Masamba, Luwu Utara, sehingga rasa asammnya telak terasa. Harga satu porsi Rp 20.000, tentu sangat terjangkau.

Selain Kapurung, Ikan Parede juga favorit pelanggan RM. Aroma Luwu, termasuk saya, paling doyan dengan menu ini. Berupa Ikan Bandeng (Bolu), segar dari tangkapan nelayan hari tersebut, kemudian direbus dengan kuah asam patikala, dicampur kunyit dan cabai, plus parut mangga muda.

Seporsi Parede di Aroma Luwu disajikan didalam semangkuk dan berisi dua bagian ikan. Serupa Kapurung, harga seporsi Parede Rp. 20 ribu.

Nah, jika kawan-kawan lagi berkunjung ke kota Makasar, dan ingin mencoba menyantap alternatif masakan khas setempat selain Coto, Sop Saudara, Ikan Bakar, maka sudilah mampir di RM. Aroma Luwu, yang berlokasi di jalan Beruang No. 63, Makassar.

Rasakan sensasinya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun