b) Kuning telurnya menjadi Sang Hyang Manikmaya (Batara Guru) yang berarti mencerminkan kekuatan, sehingga Manikmaya/Batara guru ini diangkat sebagai rajanya dewa di kahyangan "Junggring Salak" sebagai Batara Guru.
c. Kulit telurnya menjadi Sang Hyang Antaga (Togog) yang menjadi simbol laksana kulit tanpa isi, yang tidak pernah puas dan mementingkan hal-hal duniawi semata. Maka dari itu ia mengabdi pada raksasa sebagai simbol Angkaramurka.Â
 Ketiga anak itu merasa dirinya paling sakti sehingga pantas untuk menjadi pewaris Sang Hyang Tunggal sebagai penguasa alam Kahyangan, tidak ada satupun dari mereka yang mengalah, hingga akhirnya Sang Hyang Tunggal memberikan Syarat yaitu "Siapa diantara kalian yang sanggup menelan Gunung Siem dan memuntahkan kembali Gunung Siem makan dia yang berhak akan mendapatkan singgasana alam Kahyangan"Â
Sang Hyang Antaga mencoba pertama, saat hendak menelan Gunung Siem untuk menunjukan kesaktiannya is berusaha keras namun mulutnya robek  sehingga gunung itu tidak tertelan, Sang Hyang Ismaya mencoba menelan Gunung tersebut dengan kesaktian yang dimilikinya, jam berhasil menelan gunung itu namun tidak dapat memuntahkannya. dicobanya mengeluarkan gunung tersebut melalui duburnya tetapi tidak berhasil  gunung berhenti di Sang Hyang Ismaya sehingga Sang Hyang Manikmaya tidak memiliki kesempatan untuk mencoba sehingga Sang Hyang Manikmaya yang akhirnya menjadi pewaris Sang Hyang Tunggal dan memerintahkan Sang Hyang Ismaya untuk turun ke dunia agar menjadi pamong bagi orang yang berbudi baik  , sebagai pamong Sang Hyang Ismaya menggunakan nama menjadi Semar, Samarasanta, Samarsanta, Janabadra, badranaya. Turunnya Batara Ismaya ke macapasa (Bumi) bertepatan dengan lahirnya Bambang manunumasa putra Bambang parikenan yang merupakan manusia pertama yang menjadi momongan (Asuhan) Semar.
SIMBOLIK SEMAR
Punakawan adalah tokoh wayang yang berperan sebagai pengasuh dan penasihat para kesatria. Punakawan merupakan ciri khas kreasi Jawa yang tidak dapat ditemukan pada cerita Mahabarata (India).
Punakawan mempunyai 4 simbol yang tidak bisa dipisahkan yaitu (Cipta, Rasa, Karsa dan Karya). Keempat simbol tersebut merupakan jati diri manusia yaitu berpikir jernih, berhati tulus, bertekad bulat dan bekerja keras yang menjadikan manusia ideal, yakni baik dihadapan mahkluk lainnya dan dihadapan Tuhan.
 Semar adalah simbolisasi karakter manusia. Ada banyak pelajaran dan pengajaran yang dapat diambil dari tokoh punakawan ini. Hal ini sesuai dengan karakteristik orang Jawa yang selalu mengajarkan sesuatu secara simbolok, ada ungkapan Jawa klasik menunjukkan dengan jelas yaitu: "Wong Jawa iku nggoning semu, sinamun ing samudana sasodane ing ngadu manis "Â
"Orang jawa itu tempatnya segala pasemon (perlambang/simbol), segala sesuatunya disamarkan dengan tujuan agar tampak indah dan manis". Meluapnya amarah artinya Saru (tidak sopan), sikap among rasa (menjaga perasaan) yang sangat pentung untuk menjaga perasaan orang lain.
1. Senjata Ampuhnya Semar "Kentut"