Selain itu aja pula ajaran Semar yang bisa kita ambil yaitu:
Pelajaran Semar yaitu Manunggaling Kawula Gusti. Hulul artinya Halah yang artinya Tuhan masuk ke dalam manusia. Secara keseluruhan artinya ketika melakukan sesuatu, Allah ridha dengan apa yang kamu lakukan. Tuhan tinggal di dalam diri kita, Dia manjing di dalam kamu seperti seorang pekerja yang bekerja untuk tuannya.Â
Selanjutnya, Sangkan Paraning Dumadi. Semar mengajarkan dari mana manusia berasal dan ke mana perginya. Kita berada di Alam Purwo sebelum lahir, setelah lahir kita masuk Alam Madyo, dan selanjutnya untuk masa depan ada Alam Wusana. Ruh melakukan perjalanan panjang, seperti seseorang berhenti untuk minum air untuk melanjutkan perjalanan. Orang Jawa mengatakan: "Biarkan dunia berjalan sebagaimana mestinya, dapatkan makanan yang cukup untuk bekalmu sendiri"
 Selanjutnya kursus Jati Kasedan yang artinya "buanglah egomu, gantikan dengan Allah". Kebijakan hidup harus dilandasi oleh kekuatan batin yaitu keinginan untuk menyatu dengan Tuhan. Dalam hidup Anda perlu memperhatikan apa yang akan dihargai dengan baik akan dibalas baik dan sebaliknya. Hinduisme menyebut ini karma.
Masih ada pelajaran Mewayu Hayuning Bawana yang mengajarkan bagaimana memperindah dunia, bagaimana memberi makna pada kehidupan, Bergegasnya keinginan agar dunia terkendali dan terarah
SEMAR DALAM PERSPEKTIF POLITIK
Semar atau Ki Luhur Semar dan anak-anaknya dilihat dari segi politik merupakan simbol dari suatu lembaga yang mewakili aspirasi rakyat untuk menanggung penderitaan rakyat atau sejenis lembaga legislatif. Oleh karena itu, misi kelompok badut ini adalah menjadi juru bicara masyarakat, terutama dengan memberikan kritik, saran, dan saran. Ia berkewajiban bertindak sebagai pengendali, pengawas, dan petunjuk penyelenggaraan pemerintahan yang dipimpin oleh para pejuang yang berada di bawah asuhannya, khususnya Pandawa Lima sebagai pejabat eksekutif atau organisasi pemerintahan pada tokoh sentral cerita (lakon Mahabharata).
 Padahal dengan gambaran tersebut, menurut tradisi Jawa, sistem politik demokrasi sudah dikenal sejak zaman dahulu dalam ilmu politik, Semar juga dapat dijadikan sebagai pengejawantahan dari ungkapan kekuasaan orang Jawa, khususnya manunggaling kawula-Gusti (persatuan antara abdi dan raja). Semar di kalangan punakawan adalah gurunya, sesepuh, dan pemimpinnya. Sedangkan pemimpin sejati menurut filosofi Semar adalah sebuah paradoks. Pemimpin adalah tuan sekaligus pelayan, kaya namun tidak terikat harta, teguh dalam keadilan dalam memutuskan mana yang benar dan mana yang salah, namun tetap saling menyayangi. Filosofi kepemimpinan yang paradoks ini sebenarnya berasal dari kitab Hastabrata atau delapan ajaran Dewa.
VISI MISI MENJADI PEMIMPIN BAIK YANG DAPAT DIAMBIL DARI TEORI SEMAR
1. Pemimpin yang harus (temuwo) berpikir dan mempunyai visi yang luas dan mendalam, pemimpin yang tidak boleh anti kritik, pemimpin yang mudah tergerak oleh penderitaan rakyat, pemimpin harus selalu siap melayani dalam kondisi apapun, pemimpin harus mencapai dhuwur untuk berdehem (menghargai hasil pemimpin sebelumnya dan menutupi segala keburukan yang ada)