Bangsa kita adalah bangsa yang cepat bosan, sekaligus mudah lupa. Di sisi lain, kita juga mudah menciptakan atau mencari dan menggunakan hal-hal baru untuk menggantikan yang sudah lama, karena rasa bosan tadi. Contoh yang paling mudah adalah dalam berbahasa.Â
Masyarakat kita sangat mudah menciptakan atau menggunakan kata-kata baru, yang seringkali melesat popularitasnya, dipergunakan oleh hampir setiap orang setiap hari, namun juga dengan mudah akan cepat hilang.Â
Kita ingat bagaimana populernya kata 'secara' yang dipergunakan berbeda dengan arti aslinya, demikian juga ungkapan-ungkapan populer seperti 'sesuatu', 'ah sudahlah', dan sebagainya. Begitulah, siklus hidup kepopuleran kata di Indonesia sepertinya memang begitu cepat dan dinamis.
Salah satu kata yang saat ini sedang cukup populer digunakan adalah kata 'viral'. Dengan gampang kita temui misalnya status seseorang di media sosial menyatakan: dalam berita yang menyebar secara viral itu diberitakan bahwa..... Semula saya mengira si penutur salah menulis, karena yang dimaksud mungkin 'virtual'. Namun semakin lama, kata itu semakin populer dan banyak orang menggunakannya.Â
O iya satu lagi ciri khas kita adalah mudah menggunakan kata-kata baru, karena itu akan menaikkan gengsi dan menunjukkan kita update dengan teknologi dan informasi terkini. Di sisi lain, (sangat besar kemungkinan) sebenarnya tidak memahami arti kata yang digunakannya dengan tepat. Contohnya, adalah saya sendiri (hehehe).
Sebelumnya saya selalu mengira bahwa arti kata virtual adalah ketiadaan atau sesuatu yang semu dan maya. Dalam bayangan saya, kata virtual paling tepat digunakan untuk menjelaskan fenomena internet, sebagai dunia virtual. Apalagi beberapa tahun lalu ada teknologi yang mampu menunjukkan sesuatu yang seolah-olah nyata, namun sebenarnya maya, yang disebut dengan 'virtual reality'.Â
Kita dapat melihat contohnya pada video klip Kla Project 'Sudi Turun ke Bumi', ketika masing-masing personil mengenakan kacamata khusus, yang mampu menunjukkan tampilan seolah-olah di depannya ada benda tiga dimensi yang nyata, dapat disentuh dan dipegang, namun sebenarnya hanya bayangan belaka.
Demikianlah pemahaman saya selama ini tentang kata 'virtual', tanpa sekalipun pernah mengecek kebenarannya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang cukup tebal itu.Â
Kemunculan kata 'viral' akhirnya memaksa saya untuk mengecek kebenaran arti kata yang saya asumsikan tersebut dalam KBBI online, dan hasilnya ternyata cukup mengejutkan, karena arti kata virtual diterangkan dengan cukup singkat dalam situs tersebut ternyata adalah:
virtual/vir·tu·al/ a (secara) nyata: demokrasi dl arti --
Yang sesungguhnya disayangkan dalam KBBI online tersebut adalah minimnya penjelasan yang disampaikan terkait dengan kata yang dirujuk. Dalam definisi kata tersebut sekilas dapat diartikan bahwa definisi virtual adalah nyata, jadi berkebalikan 180 derajad dengan pemahaman saya selama ini.Â