Mohon tunggu...
Andi Kurniawan
Andi Kurniawan Mohon Tunggu... Pejalan sunyi -

penjelajah hari, penjelajah hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Bocah Klithih dan Atribut Militer pada Kendaraan

2 Desember 2014   17:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:14 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa waktu belakangan, Yogyakarta dikejutkan dengan isu-isu mengenai hadirnya kelompok pemuda yang gemar membuat kekacauan, berupa pengeroyokan dan pembacokan yang menimbulkan korban. Kelompok tersebut, entah siapa yang memulai, sering disebut dengan panggilan ‘bocah klithih’. Dari asal katanya, sebutan tersebut sepertinya berafiliasi dengan kelompok anak-anak remaja yang suka bepergian bersama-sama dengan sepeda motor untuk sekedar bersenang-senang (Jw: nglithih). Yang menjadi masalah adalah ketika perilaku tersebut dilakukan dengan tambahan perilaku lain yang menjurus kriminal, seperti yang disebutkan dalam awal tulisan. Celakanya, kondisi yang sudah tidak kondusif tersebut diperparah dengan pesan-pesan yang dihembuskan lewat jejaring sosial maupun broadcast message yang penyebarannya seringkali menjadi liar dan tak terkendali. Alhasil, situasi Kota Yogya-pun sempat terasa mencekam, terutama pada saat malam hari di lokasi yang diindikasikan menjadi sasaran kelompok tersebut. Namun patut disyukuri, kondisi tersebut saat ini sudah relatif terkendali, dengan upaya cepat pihak kepolisian meluruskan isu-isu yang tidak benar, juga tindakan represif berupa penangkapan kelompok pemuda yang terindikasi melakukan tindakan tersebut.

Di lain pihak, belakangan dapat diamati maraknya keberadaan stiker-stiker bernuansa militer (TNI maupun Polri) yang tertempel pada kendaraan yang melintas di jalanan Kota Yogya. Bentuk stiker tersebut beraneka ragam, ada yang berupa lambang-lambang satuan kemiliteran maupun yang berbentuk semacam lambang kepangkatan berupa bintang emas dalam kotak berwarna hijau. Stiker-stiker tersebut mengesankan pemiliknya terkait atau dekat dengan kalangan militer. Keberadaan atribut militer tersebut sebenarnya bukan hal yang baru. Sejak dahulu sudah seringkali dijumpai atribut dalam bentuk gantungan pangkat kemiliteran di spion mobil bagian depan. Munculnya stiker-stiker kemiliteran ini sepertinya merupakan fenomena yang sama dalam bentuk yang berbeda.

Yang menarik untuk ditelusuri adalah apakah motivasi pemasangan stiker-stiker tersebut, yang belakangan terasa marak dan semakin mudah dijumpai? Satu hal yang dapat diperkirakan sebagai motivasi adalah adanya kebutuhan rasa aman pada masyarakat, terutama ketika berkendara di jalanan. Atribut militer dipandang sebagai salah satu bentuk pertahanan diri, ketika jalanan dipandang sebagai wilayah yang tidak ramah bagi seseorang.

Pemasangan kebanyakan atribut pada bagian belakang kendaraan, seperti pada plat nomor atau slebor belakang menurut penulis bukan tanpa dasar. Dapat dimengerti, orang yang berniat jahat pasti mengincar kelengahan korbannya, dan bagian belakang adalah bagian yang relatif tidak teramati dan terlindungi. Keberadaan stiker militer tersebut dapat menjadi tanda yang membuat orang yang berniat jahat berpikir dua tiga kali untuk melaksanakan niatnya.

Meskipun demikian, tidak dapat dimungkiri bahwa keberadaan stiker tersebut bagi sebagian pemasang mungkin hanya sebagai bentuk ikut-ikutan saja. Di era teknologi informasi ketika segala sesuatu menyebar dengan cepat, apa yang terjadi di suatu tempat akan dengan segera menyebar ke wilayah lain. Mengamati bahwa stiker tersebut banyak dipasang pada kendaraan yang dikendarai oleh anak muda, faktor ini dapat diprediksi menjadi salah satu faktor yang berperan.

Apabila dikaitkan dengan peraturan berlalulintas, fenomena pemasangan stiker beratribut militer menurut penulis tidak melanggar aturan apapun. Selama stiker tersebut tidak menyebabkan terganggunya fungsi kendaraan, seperti sinyal berbelok dan lampu, maka stiker tersebut sah adanya. Hal yang berbeda mungkin ditinjau dari aturan kemiliteran. Apabila ada aturan baku mengenai penggunaan atribut militer, seperti pakaian dan stiker, maka penggunaan yang tidak tepat haruslah ditertibkan. Dan penertiban atribut militer pada kendaraan ini menurut penulis menjadi kepentingan pihak militer untuk melaksanakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun