Sore itu istriku tiba-tiba berkata, "Ternyata penyanyi dangdut yang digigit ular itu meninggal ya yah?" Aku yang tidak mengerti permasalahannya malah ganti bertanya, "Penyanyi yang mana?" Istriku kemudian bercerita tentang seorang penyanyi dangdut yang entah siapa namanya lupa yang meninggal selesai pentas karena digigit ular cobra. Dia tidak habis pikir, bagaimana ular berbisa itu bisa diajak pentas bukan ular lain yang tidak beresiko. Tidak habis pikir lagi, mengapa tidak segera ditangani setelah digigit, yang tentunya menambah parah akibat gigitan itu. Aku hanya mendengarkan, di tengah ramainya anak-anak menanggapi omongan mamanya dengan berbagai celotehan yang lucu-lucu dan aneh-aneh khas anak-anak.
Esoknya di kantor, aku yang penasaran kemudian mencari tahu berita itu lewat google dan menemukan berbagai berita, juga link di Youtube mengenai peristiwa itu. Ada juga teman kantor yang tengah mengobrol mengenai peristiwa itu, juga teman di grup WA alumni kuliah yang mengirim sebuah pesan yang terasa mengiris. Judulnya: Kerupuk Miskin Irma Bule. Saya tidak tahu apakah itu tulisan dia sendiri atau orang lain, namun yang menghentak hati adalah, bagaimana seseorang memilih untuk tetap bekerja karena kebutuhan hidup yang harus dipenuhinya, walaupun akhirnya dia harus meregang nyawa. Belakangan saya menemukan link pesan WA itu di sebuah status facebook milik Pak Budi Setiawan berikut: Kerupuk Miskin Irma Bule.
Dari berbagai link yang saya temukan di google, ada beberapa yang menyertakan video. Sempat saya klik dan terbuka di youtube, namun saya tidak pernah bernyali untuk melihat detik-detik ketika dia dipatuk ular yang menyebabkannya meninggal itu. Biarlah itu menjadi imajinasi yang buat saya sungguh mengerikan dan semoga tidak akan pernah terulang.
Sesungguhnya kalau benar motivasi dia terus menyanyi dan menari karena takut honornya dipotong, sesungguhnya ini mencerminkan potret buram dunia hiburan yang seringkali terasa kejam. Jauh berbeda dengan gebyar yang ditunjukkan di depan mata, hidup mereka seringkali begitu berat. Apalagi beredar di berbagai berita tentang bagaimana dia dibiarkan oleh panitia setelah dipatuk, bahkan hanya diantarkan oleh tukang ojek yang biasa mengantarkannya pentas. Terasa mengiris kalau benar itu yang terjadi pada seorang yang di atas panggung dieluk-elukan serupa bintang, namun di belakang panggung mungkin dia harus berjuang, bahkan antara hidup dan mati.
Selamat jalan Irma Bule, siapapun anda, saya berdoa semoga mendapat terbaik di sisiNya, amiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H