Mohon tunggu...
Andi Kurniawan
Andi Kurniawan Mohon Tunggu... Pejalan sunyi -

penjelajah hari, penjelajah hati

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Duka Ibu Pertiwi

23 Maret 2015   12:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:13 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427088636855074289

Entah mengapa pagi ini jadi begitu mellow, sepertinya berbagai berita mengenai naiknya eskalasi demo-demo mahasiswa yang katanya tidak terendus media mainstream itu turut mempengaruhi mood pagi ini yang begitu lambat. Dan kebetulan ada satu lagu yang begitu pas menggambarkan suasana melow itu, yaitu dari The Panas Dalam yang judulnya Sisi Sunyi Nusantara. Lagu ini juga diklaim sebagai Hymne The Panas Dalam Institute, sebuah lembaga entah main-main atau serius yang didirikan oleh dia yang menyebut sebagai Imam Besar The Panas Dalam, yaitu Oidi Baiq. Saya pernah mengulas mengenai sosok unik ini dalam tulisan berikut beberapa waktu yang lalu.

Syair lagu itu adalah sebagai berikut:
Malam telah tiba
Mengitari bumiku
Alam telah sunyi
Di cakrawala

Indonesia tumpah darahku
Kekayaanmu milik negara
Di sanalah aku berdiri
Tanpa sandang pangan dan papan

Indonesia tumpah darahku
Tanah sawahku direbut orang
Kepadamu harus berbakti
Maaf sibuk harus cari nasi

Tetapi sunyi itu api
Yang Menyala dan membakar bumi
Tetapi engkaulah hujan
Yang menyirami api
Sumber: web the Panas Dalam Institute

Lagu tersebut begitu sendu, yang menceritakan tentang seorang anak bangsa yang bersedih melihat berbagai permasalahan menimpa negara yang dicintainya. Namun demikian, anak bangsa itu tidak dapat berbuat banyak, karena merasa dirinya juga harus bekerja mencukupi kebutuhannya sehari-hari, sehingga merasa tidak banyak yang dapat diberikannya pada negara. Begitu setidaknya penangkapan saya atas lagu tersebut. Kebetulan saya juga menemukan gambar suasana senja yang sangat cocok menggambarkan syair lagu itu, yang saya dapatkan di sini. Berikut gambarnya:

[caption id="attachment_374494" align="alignnone" width="607" caption="sisi sunyi nusantara"][/caption]

Akhirnya, saya hanya berharap karut marut suasana negeri ini akan segera pulih. Jangan sampai kita kembali pada titik nadir sebagaimana pernah kita alami pada tahun 1965 dan 1998. Bangsa yang besar pasti memiliki jalan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya dengan dingin, dewasa dan elegan. Semoga saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun