[caption id="attachment_368646" align="aligncenter" width="300" caption="meme tedjo, sumber: http://bidhuan.com/2015/01/26/ini-meme-rakyat-nggak-jelas-terbaru-yang-menjadi-trending-setelah-meme-tedjo/"][/caption]
[caption id="attachment_368647" align="aligncenter" width="300" caption="meme jonru, sumber: http://uniqpost.com/146437/meme-ini-tunjukkan-pendukung-jokowi-dan-jonru-saling-sangkal/"]
Ini hanya tulisan iseng, jangan dianggap terlalu serius, yang sebenarnya terinspirasi oleh diskusi di grup WA alumni teman-teman kuliah dahulu. Juga sebenarnya beberapa meme dan status di media sosial sudah sering mengungkapkan fenomena ini, cuma mungkin mereka tidak secara khusus memberi nama fenomena yang terjadi tersebut. Karena itulah, saya mencoba secara iseng memberi nama hal ini sebagai munculnya sebuah cabang kebahasaan yang baru, yang bolehlah disebut sebagai: Persona Etimologi.
Persona merujuk pada person atau orang/perorangan, sedangkan etimologi menurut wikipedia diartikan sebagai adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal usul suatu kata (lihat ini). Dengan demikian, persona etimologi saya artikan sebagai ilmu yang mempelajari asal-usul kata yang merujuk pada karakteristik khas seseorang, yang biasanya adalah public figure yang dikenal masyarakat. Mengapa harus public figure, karena hal ini akan sangat mempengaruhi kesepakatan publik atas definisi apa yang pantas dilekatkan pada kata tersebut.
Meski demikian, fenomena yang muncul belakangan sebenarnya agak berkebalikan, karena kita justru sudah tahu dari mana kata-kata yang digunakan berasal, baru memberi arti menurut kesepakatan atau setidaknya pendapat sebagian masyarakat.Banyak kata yang muncul yang diartikan berbeda, tergantung dari kelompok mana si penafsir berasal. Di sini saya hanya mengumpulkan beberapa kata dan artinya yang berseliweran dari berbagai sumber.
Kata-kata apa yang dimaksud, mungkin sebagian besar sudah mengetahui, diantaranya:
1. Jonru (KB); Menjonru (KK), artinya: tergantung dari kelompok mana melihat, ada yang mengartikan sebagai orang yang gemar memfitnah orang lain (arti 1), atau orang yang mengungkapkan kebenaran berdasarkan fakta (arti 2),
2. Tedjo (KB, KS), artinya orang yang tidak jelas, kadang juga diartikan sebagai kata sifat yang berarti hal yang tidak jelas,
3. Ahok (KB), mengahok (KK), artinya orang yang suka menyalahkan orang lain.
Kata-kata tersebut sangat mungkin akan terus berkembang, seiring dengan kecerdasan masyarakat kita yang suka memplesetkan fenomena yang terjadi. Yang cukup mengagumkan sebenarnya adalah, si person yang menjadi sasaran plesetan kata tidak pernah sekalipun menyampaikan gugatannya, walaupun namanya diasosiasikan dengan definisi yang jelek, mungkin juga karena kebingungan harus menggugat siapa. Demikianlah, sebagaimana dahulu kita mengenal bangsa Rusia mampu menertawakan kondisi negaranya melalui berbagai guyonan, kita di Indonesiapun tidak kalah, dan semoga dengan cara berguyon demikian, kita tidak jatuh pada pesimisme dan putus asa melihat kondisi yang terjadi. Salam Jum’at :)
PS: tks buat teman2 di grup WA yang menginspirasia tulisan ini: Sitta, Santo, Toni, Tri, Rahmah