Mohon tunggu...
salsa
salsa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - mahasiswi gabut yang hobi ngereview

life goes on

Selanjutnya

Tutup

Film

Hospital Playlist: Drama Korea untuk Healing

10 Januari 2021   11:08 Diperbarui: 14 Desember 2021   14:04 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

"...as fans have waited patiently to learn news of the upcoming season two release date, we can now report that Hospital Playlist is reported to return for broadcast in April 2021"  -netflix.

Yap, salah satu drama korea yang ditunggu-tunggu pada awal tahun 2021 adalah Hospital Playlist Season 2. Kali ini saya akan coba membahas mengenai season 1 yang sukses menghangatkan hati penonton dengan cerita para tokohnya.

Bagi sebagian orang, termasuk saya, genre medis merupakan genre yang sangat dihindari. Dialog antar tokoh yang berat, istilah medis yang rumit, hingga berbagai adegan over-dramatic yang tidak masuk akal. Akan tetapi, semua stereotip tersebut tidak berlaku untuk drama ini.

Seperti judulnya, Hospital Playlist, secara sederhana menceritakan segala peristiwa yang terjadi di rumah sakit, yaitu tempat seseorang dilahirkan dan tempat seseorang bertemu dengan ajalnya. Cerita berfokus pada kehidupan sehari-hari 5 dokter spesialis rumah sakit Yulje yang telah bersahabat selama 20 tahun, tentang bagaimana hubungan mereka dengan keluarga, teman, dan pasien.

Well, tidak banyak yang bisa saya tulis mengenai alur cerita karena konflik yang sederhana. Sebagai seorang pecinta drama bergenre thriller, Hospital Playlist berada di urutan pertama all time favorite saya, mengalahkan Voice, Signal dan Stranger. Tak disangka, saya menemukan diri saya menikmati alur yang lambat dan tidak bosan sama sekali. Cukup aneh, bukan? Saya pun bingung pada awalnya mengapa. Setelah saya binge-watching untuk kedua kalinya, barulah saya menyadari magic dari drama ini.

Hampir setiap drama korea memiliki tokoh utama yang sempurna, Hospital Playlist justru menunjukkan kelemahan para tokohnya. Sebutlah Ik-Jun yang diperankan oleh Jo Jung-Suk, ia digambarkan sebagai orang yang peruntungannya bagus dan serba bisa tanpa perlu banyak berusaha (sepertinya paling tidak sekali dalam seumur hidup Anda pernah bertemu dengan orang seperti ini), oleh karena itu ia memiliki sifat superior dan terkadang sok tahu tentang kehidupan orang lain. 

Permasalahan yang terjadi pun sangat relatable dengan kita, dimulai dari masalah keluarga, pertemanan, hingga kisah cinta. Yang menjadi poin tambah untuk saya, semua konflik tepat pada porsinya, tidak dilebih-lebihkan. Ketika patah hati, yasudah nangis saja, tidak ada adegan dramatis di bawah rintikan hujan, ckck.

Saya sangat menyukai hubungan pertemanan yang sehat dari 5 sekawan atau yang sering disebut sebagai gang 1998, mereka mengetahui batas masing-masing dan tidak pernah ikut campur ke dalam permasalahan pribadi tanpa diminta oleh yang bersangkutan. Memiliki 5 tokoh utama dalam satu drama tentu bukan hal yang mudah, director dituntut untuk dapat mengembangkan tokoh secara rata tanpa berat sebelah. Shin Wonho selaku director utama sukses besar dalam melaksanakan tugas ini.

Oh, sudah kah saya menyebutkan Mido and Falasol? Band dari gang 1998 yang ingin konser di Wembley Stadium? Begitu banyak yang perlu diapresiasi dan yang tidak boleh ketinggalan tentunya adalah band ini. Applause untuk para aktor yang berlatih untuk nge-band sungguhan, belajar alat musik, hingga rekaman lagu.

Last but not least, melalui kisah para pasien yang terjadi di rumah sakit Yulje, saya belajar untuk selalu bersyukur, tidak egois, dan berempati kepada sesama. Bagi kamu yang sedang mencari tontonan yang memberikan efek healing, drama ini wajib untuk ditonton!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun