Mohon tunggu...
Croissant Kezia
Croissant Kezia Mohon Tunggu... -

Satu-satunya ..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Fadly dan Bendera

9 Agustus 2010   08:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:11 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Yang cewek jangan lirik-lirik temannya! Konsentrasi!! Yang cowok jangan ngelamun!”

Saya sering mendengar dia berteriak seperti itu saat mengawasi anak-anak Paskib latihan. Kalau cowok jangkung berkulit coklat itu sudah mulai teriak, anak-anak yang tadinya tidak serius berlatih dan ketawa-ketawa akan langsung diam. Tidak bisa disangkal kalau dia punya kharisma yang tinggi, bahkan mungkin lebih tinggi dari karisma saya yang seorang guru ini.

Namanya Fadly. Karena saya melihat karisma dan bakat kepemimpinannya yang besar, saya menetapkan dia sebagai wakil ketua paskib saat dia masih duduk di kelas 1 SMA. Keputusan saya sempat ditentang oleh beberapa anak kelas 2 dan kelas 3, tapi setelah mereka mellihat sendiri kemampuan Fadly, mereka setuju dengan keputusan saya.

Fadly anak yang cukup populer di sekolah. Tidak, dia tidak tampan. Otaknya juga tidak seencer Mutia, murid saya yang sering menggondol penghargaan di berbagai perlombaan MIPA. Dia populer karena kepribadiannya. Fadly bisa menjadi seperti badut kelas yang selalu membuat murid-murid –termasuk guru yang mengajar- terbahak-bahak mendengar gurauannya. Tapi dia juga bisa menjadi super disiplin saat latihan paskib.

”Dly, kamu sepertinya suka sekali dengan paskib. Kenapa?” tanya saya suatu waktu di sela-sela latihan paskib untuk tujuh-belasan.

“Ngg.. Kenapa ya, Pak? Mungkin karena di paskib saya bisa belajar disiplin”, jawab Fadly seraya menyeka keringat yang mengalir di wajahnya.

Saya mengangguk-angguk kecil mendengar jawabannya. Saya akui, sejak masuk paskib Fadly memang jadi lebih disiplin dan menaati peraturan sekolah daripada dulu. Yah walaupun terkadang dia masih sering mengeluarkan baju seragamnya sih.

“Selain itu, saya ingin menjadi anggota paskibraka Pak” gumam Fadly.

“Kenapa?”

“Awalnya itu keinginan mendiang bunda, Pak. Dulu saya sempat menolak, tapi lama-lama saya malah jadi ingin mengibarkan bendera pusaka”

“Oh.. Memangnya kenapa?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun