Mohon tunggu...
S. Anwar (croco bite)
S. Anwar (croco bite) Mohon Tunggu... Freelancer - Pedagang

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga Kamboja yang Kering

9 November 2023   18:25 Diperbarui: 9 November 2023   18:29 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-Bunga Kamboja Yang Kering-

Dahulu kami berjaya mengatasi negeri-negeri.
Dari Tanah Jawa sampai negeri Champa
Yang bernama Nusantara
Pemimpin kami putra terbaik gagah perkasa
Dari Balaputradewa hingga Gajahmada

Sehingga datanglah para kurawa itu di tanah Melaka
Lima belas sebelas
Tercerai berai ikatan kami
Terkuras airmata kami
Tertumpah darah tak terkira

Tak ada yang kami miliki
Tergadai jiwa-jiwa kami
Rumah adat kami tak dihargai
Harga diri terinjak tak bernilai

Hanyalah budak yang menanam dikebun-kebun yang diambil paksa
Demi ratu-ratu yang serakah
Di tanah Eropah.
Dan pengkhianat laknat saudara kami

Sampailah kami mengikat diri,
Dalam satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa.
INDONESIA
Tak ada lagi yang tercerai berai
Tak ada lagi yang sendiri
Perjuangan panjang dan melelahkan
Jiwa raga patut dikorbankan
Karena lawan begitu kuat menghadang

Hingga JUMAT yang penuh berkah
Kami berteriak MERDEKA!
Kami adalah INDONESIA!
Urus sendiri rakyatmu di Hollandia!
Urus sendiri rakyatmu di Nagasaki dan Hiroshima!
Biarkan kami sendiri dengan adat kami.
Biarkan kami dengan pemimpin kami yang lantang berkata
"Go to hell with your aid!"
"Amerika di setrika!"
"Inggris dilinggis!"

Dua bulan berlalu
Kau datang lagi tak tahu malu
Jangan menggertak kami AFNEI!
Pergilah ke neraka hei NICA!
Kami adalah pemuda gagah perkasa
Tak takut mati demi harga diri dan tanah air bangsa
Matilah kau Mallaby!
Matilah kau Mallaby!
Menyesallah datang ke sini
Karena kami tidak akan berhenti dari generasi ke generasi

Darah menggenang
Air mata berlinang
Dua puluh ribu syuhada terkenang
Begitulah kami baca kisahmu di buku-buku
Tentang perjuangan, keberanian, harga diri dan pengorbanan
Tak lupa pengkhianatan.

Dan kini...
Diri kami amatlah lemah
Lesu tak berdaya
Kami bagai hidangan makan malam.
Di hadapan sekumpulan binatang buas.
Yang datang kembali untuk merampas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun