Business Continuity Management
Bencana gempa dan tsunami di Jepang yang terjadi pada 11 Maret 2011 merupakan bencana terburuk dalam kurun waktu 140 tahun terakhir. Disebut sebagai bencana terburuk karena bencana alam tersebut juga telah merusak fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dikelola oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Fukushima Daiichi, Jepang. Rusaknya fasilitas PLTN ini menimbulkan krisis nuklir, yaitu meledaknya reaktor nuklir di PLTN tersebut. Namun demikian, TEPCO tetap menjalankan kegiatan usahanya sebagai pengelola pembangkit listrik bertenaga nuklir di Jepang, meskipun sempat dilakukan pemadaman sementara pada reaktor nuklir tersebut. Dari pengalaman bencana tersebut, dapat diambil contoh yang baik dari TEPCO yang telah menerapkan Business Continuity Management (BCM) dalam proses bisnisnya.
Salah satu faktor signifikan yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis perusahaan adalah gangguan pada kegiatan usaha atau operasi bisnis perusahaan. Dengan menerapkan manajemen keberlangsungan usaha (BCM), perusahaan dapat memilki kemampuan untuk bertahan dan tetap dapat melakukan kegiatan usahanya walaupun mengalami berbagai gangguan operasional yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Salah satu hasil atau output dari penerapan manajemen keberlangsungan usaha (BCM) adalah Business Continuity Plan (BCP). BCP merupakan suatu dokumen tertulis yang memuat rangkaian kegiatan yang terencana dan terkoordinir tentang langkah-langkah pengurangan risiko, penanganan dampak gangguan operasional dan proses pemulihan agar kegiatan operasional perusahaan dan pelayanan kepada pelanggan tetap dapat berlangsung.
Untuk mengakomodir kebutuhan perusahaan akan pemahaman tentang BCM dan cara membangun BCP, CRMS Indonesia mengadakan rangkaian pelatihan dengan tajuk Manajemen Keberlangsungan Usaha berbasis ISO 31000 (Business Continuity Management- and Business Continuity Plan- Based on ISO 31000) yang akan diselenggarakan di Bandung pada tanggal 21-23 Agustus 2013. Pelatihan ini dilaksanakan dalam Bahasa Indonesia dan memakai pendekatan interaktif dengan beragam simulasi, serta difasilitasi oleh narasumber yang memiliki rekam-jejak teruji dalam bidang BCM dan memiliki gelar profesi Business Continuity Certified Expert (BCCE) dari BCM Institute. Pelatihan tidak hanya memberikan pemahaman tentang manajemen keberlangsungan usaha, tetapi juga memberikan pemahaman tentang bagaimana menerapkannya sebagai bagian dari totalitas manajemen risiko operasional perusahaan, yang dapat dilakukan baik pada tingkatan organisasi, departemen atau unit bisnis, ataupun pada tingkatan aktivitas proyek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H