Konferensi Pers LBP sesaat sestelah JK menyatakan bahwa Freeport masih dibutuhkan di Indonesia memunculkan berbagai spekulasi. Spekulasi pertama, Luhut sudah tidak tahan lagi dengan manuver-manuver JK yang keterlaluan. Ketika Jokowi menunjuk LBP sebagai Ketua Tim penasehat Presiden, JK berkomentar keras bahwa tim itu tidak dibutuhkan karena sudah ada Wantimpres yang terdiri 7 orang. Kedua ketika kasus Pencatutan Nama presiden dan wakil presiden mencuat, JK yang paling semangat untuk memperkarakan SN sebagai target nomor wahid. Saya jadi teringat kasus Abraham Samad. Ketika MKD sedang giat mengusut kasusnya tiba-tiba AS sudah ditetapkan tersangga oleh Bareskrim. Hal senada mungkin akan terjadi pada SN.
LBP dalam konferensi pers kemarin sore sempat menantang, siapapun yang berani menunjukkan kesalahannya dalam kasus rekaman freeport untuk langsung dapat menghadapinya. Luhut bahkan menyebut sebagai mantan tentara tidak gentar sedikitpun. Jangan menghadapi kasus seperti ini, menghadapi maut di Timor Timur saja tidak takut.
Polarisasi kepentingan antara JK vs LBP memang yang sangat menyolok sejak Jokowi dilantik sebagai presiden. Semula kelompok JK mampu menyingkirkan LBP dari kursi kekuasaan. Tidak satupun jabatan yang dipegang LBP. Namun berkisar dua bulan, nampaknya Jokowi merasakan betapa beratnya mengahdapi kelicinan JK dalam menjalankan pemerintahan. Karena kursi kabinet sudah penuh, maka Jokowi tidak kalah lihainya, diangkatlah LBP sebagai penasehat presiden, dan kemudian diangkat sebagai menteri politik hukum dan keamanan. Sebuah posisi yang strategis hasil dari penggerekan posisi menteri yang semula diduduki Nasdem.Â
Didampingi LBP, nampaknya Jokowi semakin pede. Luhut adalah ahli strategi perang dan politik. Nampaknya kehadiran LBP di kabinet mengusik kelompok JK. Jk yang sangat dekat dengan Surya Paloh masih memiliki aset besar dalam kabinet yaitu Sudirman said dan Jaksa Agung.Â
Lewat permainan yang tidak terlalu cantik, dimulailah surat SS ke presdir freeport yang intinya masih sangat mungkin untuk bisa memperpanjang kontrak karya freeport, dengan catatan bisa mngubah regulasi yang akan diupayakan kemudian. Rupanya, entah mengapa surat SS bocor ke publik.Â
Untuk mengurangi kekacauan, dibuatlah skenario Pencatutan nama Presiden dan wakil presiden yang langsung dimori SS. Apakah ini untuk mengilimasi kesalahan surat yang dibuat atau bukan yang jelas SS dianggap orang bersih dan berani. Didukung pula MetroTV yang tiap jan mengulang-ulang kasus ini (maaf sampai pemirsa bosan).Â
Tentu Surya Paloh merasa perlu membantu JK karena dua alasan. Pertama, yang menyodorkan Jk jadi wakil presiden adalah Paloh (padahal waktu itu yang paling kuat adalah AS). Kedua, SP juga punya kepentingan langsung terhadap keberlangsungan freeport di Indonesia, karena ia mendapat jatah proyek katering di sana.
Jadi kita tinggal menunggu siapa yang akan menjadi juara perang antar dua geng besar di sekitar Jokowi ini. Selamat menyaksikan. ****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI