Sore kemarin Luhut Panjaitan mengadakan konferensi Pers di Kantor Kemenhukam. Nampak raut wajahnya tegang dengan mimik serius. Dengan nada tegas dan percaya diri, ia mengatakan bahwa kasus Freeport telah mengusik diri dan keluarganya. Anak dan cucunya malu, karena Luhut disebut-sebut dalam rekaman SN, MR, dan MS. Bahkan ia juga menantang pengamat yang seolah-olah telah menuduh Luhut terlibat dalam kongkalikong Freeport.Â
Dari konferensi pers itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, Luhut mengakui bahwa ia kenal dengan MR sejak lama dan SN denga baik. Perkenalan dengan MR adalah hal yang tidak boleh dilarang siapapun. Masak orang dilarang berkenalan dengan orang lain. Sedangkan dengan SN yang kebetulan sebagai ketua DPR RI dilakukan dalam rangka menciptakan iklim pemerintahan yang kondusif. Jadi sesungguhnya Luhut prinsipnya tidak suka kondisi gaduh pemerintahan seperti sekarang ini.
Yang aneh, justru menteri Luhut ingin kondusif, tapi Sudirman said suka gaduh. Coba kita telusuri kegaduhan semana ini, mana yang tidak menyerempet Sudirman said. Dimana ada gaduh di situ ada Sudirman said. Ada satu TV swasta yang selalu mem-blow-up Sudirman Said. Konon si pemilik media itu memiliki bisnis katering di Freeport. Jadi linier jika kita sambung benang merah antara keberpihakan media tv swata itu dengan bisnis sang pemilik. Dan TV ini yang selalu memblowup kasus ini justru tidak meliput live ketika Luhut memberi keterang pers. Untung masih ada Kompas TV, sehingga pemirsa disajikan berita aktual. Lucunyanya lagi tak sedikitpun tv swasta itu tak memberitakan konpres Luhut.
Selama ini memang santer ada 3 kelompok di sekitar Jokowi yang saling berebut pengaruh, yaitu kelompok Surya Paloh+JK, Kelompok Luhut dan Kelompok Mega. Kelompok Luhut nampaknya yang paling dipercaya Jokowi. Bahkan ketika Jokowi tidak hadir dalam hari anti korupsi di Bandung, Jokowi lebih memilih Luhut dibanding JK.Â
Isu yang berkembang bahwa kelompok Paloh+JK ingin menghabisi SN lewat skandal Freeport bisa jadi ada benarnya. Maka Jaksa Agung yang notabene berasal dari Nasdem, dengan agresif masuk ke dalam kasus ini. Saya yakin dan percaya seandainya SN tidak dijatuhi hukuman oleh MKD, dia akan segera ditetapkan sebagai tersangka. SN sudah menjadi target.
Upaya SN melaporkan SS ke Bareskrimpun ditolak dengan alasan tidak memenuhi syarat pengaduan. Kelompok Bu Mega selama ini lebih tenang dan mencermati perkembangan. tetapi lewat Effendi Simbolon dia menyalahkan sikap Jokowi. Waduh......
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI