Ngeri-ngeri geli yah! Bagaimana tidak. Menjelang pilpres kali ini, banyak mata-mata yang seliweran nyari lumbung untuk menggelembungkan perut. Apa saja siap digadaikan asal saja ada sesuatu yang masuk perut. Perut, peruttttt....
Dari kelas kecoa sampai kelas badut jogat-joget, memainkan sandiwara sesuai perannya dalam menyambut Pilpres. Upeti, upeti. Mencari apa-apa yang bisa dimasukkan ke peti. Gak muat peti rumah, masih ada peti di bank. Manusia-manusia lapar dan manusia-manusia serakah.
Menyambut Pilpres, tampak ramai didunia maya, dari internet hingga media TV dan media cetak. Semua media saya nilai maya, karena lebih banyak manipulasi realita dari pada fakta sebenarnya. Yang disampaikan yang sesuai dengan kepentingannya. Menyambut Pilpres, Jokowi ramai didunia maya.
Media Bodrex
Yah, memang kenyataannya. Jokowi ramai di dunia maya.  Dari media sosial, media TV, media cetak, dan seterusnya. Jokowi seakan aduhai. Bak raja, begitu diagungkan. Meringis-meringis melihatnya. Sebegitukah media?
Jokowi hanya nengok pasar, media-media berbondong-bondong menyebarkan beritanya. Jokowi bak hero. Hah, cuma ke pasar! Jokowi hanya nengok sungai, lagi-lagi media-media memberitakannya dengan heboh. Hah, cuma ke sungai!!!
Giliran Jokowi kena kasus terkait Trans Jakarta, media sepi. Sunyi. Kemana! Ow, kru media lagi pada lapar. Ow, tak ada tugas dari kantor untuk meliput ke arah sana. Ow, ow, ow...
Giliran Jokowi kena kasus menipu Jakarta. Yang dalam sumpahnya Jokowi tidak akan maju sebagai calon presiden, namun kenyataannya Jokowi melanggar sumpahnya sendiri, lagi-lagi media sepi. Nyaris tak ada beritanya. Kemana media? Ow, ada anaknya orang di media yang lagi minta dibeliin baju. Ow, pemilik medianya lagi mikir tambahan modal buat membesarkan medianya. Ow, ada awak media yang lagi ngelunasin cicilan rumah. Ow, ow, ow.... Ow, ada awak media juga yang kelaparan karena gajinya dirasa kurang banyak untuk isi perutnya. Yah, yah yah....
Saat Jokowi aksi sekali naik bajai saja, media gempar. Tapi saat kemana-mana pakai jet pribadi sewaan yang begitu mahal, lagi-lagi tak ada berita. Wow!!!! Yah, saat Jokowi sok memelas saja, beritanya heboh. Tapi saat kemana-mana Jokowi mencaci, menghina orang lain, seperti menghina lawan politiknya, nyaris media tak ada suara. Wah, wah, wah.
Jadi bertanya-tanya. Kira-kira, berapa yah untuk membayar media? Kalau mau ngasih ke pemilik media, umumnya ngasih apaan yah? Kalau mengasih uang ke Pimpinan Usaha di media, pantasnya berapa yah? Kalau mau mengasih rupiah ke Pimred media, cocoknya berapa yah? Kalau wartawan, cukup nasi bungkus kira-kira selesai kagak yah?
Yah, yah, yah. Perut, peruuutttttt.... > Media Bodrex