Mohon tunggu...
S. Cristian Putri
S. Cristian Putri Mohon Tunggu... -

Menjadi cahaya meskipun kecil \r\n@Cristian_Putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Spirit Renungan dalam Dominasi Asing

22 Mei 2015   15:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:43 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14322842081258410128

[caption id="attachment_384911" align="alignnone" width="300" caption="Selamatkan Semen Indonesia di Rembang dan Produk-Produk Terbaik Bangsa#RembangBersatu"][/caption]

Beribu-Ribu nikmat yang dikaruniakan kepada kita sebagai orang Indonesia, yang dintaranya nikmat alam yang begitu melimpah, yang seringkali kita tidak menyadari. Kekayaan alam yangg sangat berlimpah ini, akan tetapi seringkali kita lalai, lupa bagaimana memanfaatkannya seoptimal mungkin, hingga kemudian sampai dimana kita sadar tatkala asing telah mendominasi.

Hal itu terjadi saat ini. Hal itu nyata dan terlihat sekarang. Demikian adanya karena kita sering mungkir fakta arus modernisasi dari luar bukan untuk disikapi dengan antipasti, menolak mentah-mentah. Karena penolakan secara membabi-buta justru membuat kita lemah, hingga kita tak berdaya ketika asing menggempur Indonesia dengan menguras sumber daya alam yang dimiliki Negara kita tercinta.

Realita modernisasi asing yang terus meningkat tak terbendung, semestinya kita pelajari dan dijadikan instrument untuk membangun Negara ini, sehingga Indonesia mampu berdiri di negeri sendiri tanpa terjadi perampokan SDA oleh asing.

Kita Tidak Boleh Apatis

Ya. Kita tidak boleh apatis. Kita tidak boleh masa bodoh. Kita tidak boleh sekedar berdiam diri. Kita musti berani meningkatkan kualitas pendidikan kita, meningkatkan berbagai skill kita. Kita musti berani berkata, “Kita berdiri di negeri sendiri karena kita kuat!”

Karena, hegemoni asing saat ini begitu mencengkeram di Negara kita. Ketika kita menyuarakan peningkatan kualitas pendidikan, skill, ekonomi, berbagai gempuran opini “bermata dua” begitu massif. Sebagaimana yang saat ini ramai tentang pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang.

Padahal kita semua tahu. Di Indonesia, jumlah pabrik semen milik asing begitu melimpah jumlahnya. Mereka tanpa hambatan menguras sumber daya alam kita. Tiada satu pun yang melakukan aksi penolakan. Semua orang terdiam, yang terkadang terlihat akan kepura-puraan menutup mata. Namun, pada saat Negara ini ingin mengendalikan ekonomi negeri sendiri, dengan fakta-fakta yang jauh lebih berkealaman, justru banyak pihak yang melakukan aksi penolakan. Ironisnya, kalangan yang menolak dalam aksi-aksinya menggunakan dana besar, yang seringkali dana aksinya tidak mau dipertanggungjawabkan sumbernya. Sehingga, patut diduga, asing dibelakang orang-orang yang tidak ingin Indonesia berdiri di atas kaki sendiri?

Semen asing yang ada di Indonesia tidak ingin semen milik Indonesia berdiri di tanah sendiri? Mari kita bersama bangun Indonesia dan mencintai produk dalam negeri. Tidak kalah penting, berpedaan pendapat dan pandangan, janganlah menghancurkan kekerabatan, persaudaraan sebagai warga Indonesia. Rembang Bersatu.

Tagline #RembangBersatu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun