Mengembangkan usaha kursi dengan bahan baku bambu menjadi salah satu pilihan di masa pandemi. Hal ini telah dibuktikan oleh kelompok abak muda di Desa Nifuboke, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU, Provinsi NTT.
Didampingi oleh Iswanto, Babinpol Desa Nifuboke, kelompok pengrajin bambu ini terus mengembangkan ketrampilan yang dimilikinya. Bermodalkan kemampuan yang dimiliki serta, peralatan apa adanya, mereka pun menghasilkan kursi yang bisa dipasarkan.
Tony Roga, salah seorang pengrajin bambu menuturkan bahwa pada awalnya mereka belajar otodidak, belajar dari youtube, kemudian mereka langsung mempraktekannya.
"Kami belajar otodidak, tidak ada yang mendampingi kami. Memang awalnya kami merasa kesulitan, untuk satu set kursi dan meja, memakan waktu hampir dua minggu." Katanya.
"Sudah lima set yang terjual dengan harga Rp. 750.000 per set, (tiga kursi dan satu meja). Hingga saat ini ada 16 orang yang antrian untuk membeli kursi bambu hasil produksi kelompok kreatif ini." Katanya menambahkan.
Memang, merintis usaha di kampung, dengan peralatan seadanya tidaklah mudah. Butuh dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah Desa pada prinsipnya mendukung kreasi dari masyarakat.
Hal ini dibuktikan dengan adanya koordinasi dengan pihak pemerintah Kabupaten TTU, untuk melaunching usaha kreatif kaum muda Nifuboke, yang terlaksana pada tanggal 26 Maret yang lalu.
Semoga Pemerintah Kabupaten TTU bisa memberi perhatian dan dukungan bagi kelompok kreasi kaum muda ini, agar usaha yang dirintis semakin berkembang. Bekerja dan berusaha di masa pandemi menjadi solusi mengisi waktu luang di rumah.
Kefamenanu, 12.04.2021