Kesulitan yang dihadapi pasca banjir NTT adalah pembelajaran daring atau belajar dari rumah, (BDR). Tiga komponen utama, siswa  guru dan orang tua sulit menerapkan sistem pembelajaran berbasis internet karena terputusnya jaringan internet dan listrik.
Sebelum banjir melanda NTT, akses internet dan listrik tidak menjangkau semua wilayah di NTT. Penerapan sistem BDR dan daring, sudah mengalami kendala, apa lagi setelah musih banjir.
Kita memang tidak bisa mengelak, tetapi kita juga prihatin bila anak--anak sebagai generasi penerus, seolah diterpantarkan. Entah sampai kapan, kita sendiri juga tidak tahu. Kita cuman berharap semoga kemelut ini bisa diatasi.
Semenjak banjir melanda NTT, 06 April 2021 lalu, jaringan listrik dan internet macet total. Kemacetan ini disebabkan oleh terputusnya kabel dan juga robohnya beberapa tower akibat hujan dan angin kencang.
Presiden Jokowi sendiri sudah memerindahkan menterin PUPR, untuk segera memulihkan jaringan listrik dan telkomsel, namun hingga saat ini belum bisa diatasi. Mungkin besar baru beberapa kabupaten yang sudah kembali normal.
"Pak Menteri PUPR untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak. Saya lihat ada beberapa jembatan yang roboh, akses jalan segera pulihkan jaringan listrik, telekom, internet, distribusi logistik, dan BBM, sehingga bantuan segera tersalurkan," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Selasa (6/4). (CNN Indomesia)
Kita berharap kerja cepat dari pemerintah dalm hal ini instansi terkait untuk mengentaskan persoalan ini. Soalnya listrik dan telkomsel sudah menjadi kebutuhan vital bagi hidup manusia.
Atambua.10.04.2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI