Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengais Rejeki di Masa Pandemi (Mengubah Tantangan menjadi Peluang)

22 Februari 2021   06:11 Diperbarui: 22 Februari 2021   06:31 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.pribadi/Para PKL di Kota Atambua

"Rejeki tidak kemana-mana. Rejeki ada di tangan Tuhan, tetapi selama kita tidak berjuang, ia tetap dalam tangan Tuhan"

Dari sekian banyak usaha yang saya kagumi, satu di antaranya adalah perjungan para Pedagang Kaki Lima (PKL), di ruas jalan kota Atambua. Para PKL begitu setia menjajakan barang dagangannya, demi sesuap nasi untuk menyambung hidup.

Tujuan utama bukan mencari keuntangan sebanyak-banyak tetapi lebih pada pemenuhan kebutuhan hidup harian dalam keluarga. Prinsip yang mereka pegang adalah 'yang penting bisa makan hari ini, sudah lebih dari cukup.'

Saya belajar banyak dari mereka, termasuk belajar tentang bagaimana harus berjuang untuk bertahan hidup. Tidak mudah memang menjalani kehidupan ini, dibutuhkan kemauan dan ketekunan dalam berusaha. Para PKL seperti orang tua saya sendiri di kampung, tidak butuh sekolah tinggi seperti saya, tetapi soal perjuangan untuk bertahan hidup, mereka adalah guru kehidupan.

foto.dok.pribadi/PKL di ruas jalan Atambua
foto.dok.pribadi/PKL di ruas jalan Atambua
Tuntutan hidup yang semakin hari semakin tinggi, belum lagi tanggung jawab untuk pendidikan anak-anak, mendorong mereka untuk berusaha apa saja, (yang penting halal) dan terus berjuang untuk menyambung hidup.

Pandemi covid-19 yang entah kapan berakhir tidak membuat mereka dan kita pasrah, mengeluh, dan hanya berharap pada uluran tangan pemerintah, tetapi mestinya memacu kita untuk kreatif, semangat, mengais rejeki untuk menyambung hidup.

Kita belajar banyak hal positif dari wabah covid-19: pertama, menamkan pola hidup sehat, cuci tangan, makan makanan yang bersih dan bergisi. Kedua, menerapkan pola hidup hemat, membatasi kita untuk hajatan-hajatan yang menelan banyak biaya. Ketiga, memacu kita untuk perpikir kreatif, memacu daya juang kita, keempat, membuat kita lebih banyak di rumah, memiliki waktu luang bersama keluarga.

Ada banyak hal positf yang kita temukan di masyarakat selama masa pandemi misalnya, ada yang merintis usaha online, ada yang bercocok tanam, ada pula yang mengembangkan bakat/ hobi misalnya: musik, menulis, beternak, atau juga ada yang merintis usaha kecil-kecilan di pinggir jalan.

Hidup memang tidak gampang, butuh perjuangan dan kerja keras, tetapi tidak ada yang mustahil bagi mereka yang berjuang. Rejeki tidak kemana-mana. Rejeki ada di tangan Tuhan, tetapi selama kita tidak berjuang, ia tetap dalam tangan Tuhan.

Gambar newsdetik.com/PKL pasar baru Atambua
Gambar newsdetik.com/PKL pasar baru Atambua
Cobalah belajar dari para PKL, sederhana yang mereka kerjakan tetapi halal dan mulia bagi keluarga. Tantangan covid tidak membuat mereka pasrah, tetapi justru membuka peluang untuk berusaha.

Para PKL telah membuka mata kita, bahwa hidup itu seperti ini, harus berusaha, jangan sia-siakan waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan. Berjuanglah untuk hidup, selebihnya adalah urusan Yang Kuasa.

Kepada saudara-saudariku, semangat dan teruslah berjuang. Kalian semua adalah guru kehidupan yang mengajar kami bagaimana seharusnya berjuang untuk bertahan hidup.

Akan kami ceritakan kepada dunia bahwa kalian adalah pribadi yang sederhana tetapi tidak kalah dengan tantangan hidup. Bahwa hidup harus diperjuangkan bukan disesali. Kalian adalah penakluk kehidupan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Ayambua, 21.02.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun