"Covid memang ganas tetapi kita tidak kehilangan akal dan cara untuk menjinakkannya dan mengatasinya"
Masa pandemi belum juga berakhir. Entah sampai kapan, kita tidak tahu pasti. Mungkin pembaca juga mempertanyakan hal yang sama, kapan covid berlalu? Sebenarnya jawabannya tergantung diri kita. Apakah kita sadar dan mengikuti protokol kesehatan atau tidak?
Saya tidak mau bahas soal kesadaran diri menerapkan protokol kesehatan. Saya mau bagikan pengalaman bagaimana mengubah tantangan menjadi peluang. Bahwa covid menjadi tantangan bagi kita. Pandemi mengharuskan kita diam di rumah. Banyak usaha macet. Mari kita berpikir tentang solusi agar kita bisa menghadapi situasi ini dengan baik.
Solusi yang saya buat adalah memanfatkan lahan atau pekarangan sekitar rumah, apa lagi di musim hujan seperti ini. Cobalah kita memaksimalkan dapur hidup. Saya alami sendiri, ada begitu banyak manfaatnya. Misalnya;
1. Dapur hidup bisa menekan biaya belanja kebutuhan primer setiap hari. Kita tidak perlu belanja sayur. Tidak ada lagi pengeluaran untuk bahan sayuran untuk makan minum setiap hari.
2. Dapur hidup menjadi bagian dari pemanfatan waktu kita selama masa pandemi. Covid membuat kita lebih banyak di rumah, maka daripada nganggur, lebih baik buat sesuatu yang berguna.
4. Dapur hidup menjadi bagian dari rekreasi, menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih serta menjadi indah dan menarik dipandang mata. Menurut ilmu kesehatan, Â memandang yang hijauh itu menyehatkan mata.
Masa covid jangan sampai membuat kita mengeluh dan pasrah. Kita harus berjuang bersama-sama agar bisa keluar dari kesulitan dan persoalan hidup. Jangan hanya berpikir dan berharap pada bantuan pemerintah tanpa upaya dan perjuangan dari diri sendiri untuk bangkit.
Pemerintah dengan berbagai program berusaha membantu kita, tetapi kita juga jangan terlena dengan situasi yang ada. Percaya atau tidak, bila persoalan ini seolah-olah menjadi tanggung jawab pemerintah saya yakin negara kita akan pailit.