Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berkaca

18 Desember 2020   15:56 Diperbarui: 18 Desember 2020   16:00 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari kumparan.com

"Aku berkaca, ini muka penuh luka." Merupakan lirik puisi karya Chairil Anwar yang cukup terkenal. Kita perlu bercermin berani diri dan berani mengatakan dengan jujur siapa diri kita. Berkaca diri dan jujur mengakaui ketidak sempurnaan diri dalam pantulan kaca.

Untuk saat ini, bila orang berkaca hanya untuk menegaskan siapa dirinya. Bahwa dia orang baik, sempurna, ngetop, suci, tanpa cacat dan tanpa celah. Tidak pernah orang berkaca dan menemukan muka penuh luka, apa lagi berkaca hanya untuk menegaskan diri dihadapan orang lain. Yang pasti ia akan melihat dan menemukan diri sebagai yang paling benar.

Toh, bila berkaca dan menemukan luka, ia akan berusaha menutupinya dengan mencari kompensasi, berkoar-koar, kepret sana kepret sini, penjelasan ini dan itu, biar dikatakan oke, ngetop, top one and zoon. Beres. Mantap. Berkaca dan menemukan diri sebagai yang terbaik, benar dan langsing.

Perlulah kita jujur dan menyadari siapa diri kita dan arti kehadiran kita. Apalah arti hidup ini, bila hidup hanya untuk menegaskan diri dan memfonis habis orang lain?

Kita hidup di dunia dengan ini dengan waktu yang begitu singkat dan terbatas, selain baik, haruslah kita jujur dengan diri sendiri. Di depan kaca yang kecil, kita tetap gendut.

Sebaik-baiknya hidup, haruslah berarti bagi orang lain. Jadikanlah orang lain sebagai rekan seperjalanan. Jangan membenani dengan kebodohan. Hanya dengan itu, kamu benar-benar memaknai hidupmu. Yang terpenting adalah sadar diri, tahu diri. 

Berkacalah dan jujurlah mengakui, ini muka penuh luka. Bersihkanlah dirimu sebelum berkaca biar nengetop dan bukan kelihatan ole. Berkacalah dan jujurlah dengan diri sendiri, seperti kata Chairil Anwar, "Aku berkaca ini muka penuh luka."

Atambua,18.12.2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun